Duta Besar Myanmar Untuk PBB Ungkap Kebiadaban Junta Militer Membunuh Warga Sipil

- 5 Agustus 2021, 11:45 WIB
Junta militer Myanmar
Junta militer Myanmar /
MEDIA PAKUAN - Duta Besar Myanmar untuk Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) Kyaw Moe Tun telah melaporkan pembantaian terbaru yang dilakukan junta militer.

Meskipun telah dipecat oleh junta militer yang berkuasa di Myanmar melalui kudeta berdarah sejak enam bulan lalu, namun Kyaw Moe Tun menolak meninggalkan jabatannya.

Kyaw Moe Tun baru-baru ini dikabarkan telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang berisi laporan pembantaian warga sipil.
 
Baca Juga: Peringatan SatuTahun Ledakan Beirut - Libanon Ditandai dengan Protes, Hizbullah: Mereka Murahan

Dalam suratnya Kyaw Moe Tun mengatakan, 40 mayat telah ditemukan di kota praja Kani di daerah Sagaing di barat laut Myanmar pada akhir bulan Juli 2021.

Kyaw Moe Tun menuduh bahwa tentara menyiksa dan membunuh 16 pria di sebuah desa di kota praja pada tanggal 9 dan 10 Juli 2021.

Kemudian setelah itu, 10.000 orang penduduk setempat meninggalkan daerah tersebut karena katakutan kehadiran pasukan di pemukiman.
 
Baca Juga: Israel Serang Balik Lebanon, Jet Tempur Digunakan Untuk Meneror

Ia juga menyebut 13 mayat ditemukan lagi beberapa hari setelah bentrokan yang terjadi antara pejuang kebebasan di wilayah lokal dan pasukan keamanan tanggal 26 Juli.

Kyaw Moe Tun menambahkan terdapat 11 pria lainnya termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, tewas dan dibakar di sebuah desa lainnya pada 28 Juli.

Dalam surat tersebut, ia menyampaikan seruan kepada dunia internasional untuk melakukan embargo senjata global terhadap militer yang berkuasa di Myanmar.
 
Baca Juga: Inilah Alasan Atlet Olimpiade Ketika Difoto Selalu Gigit Medali

Kyaw Moe Tun juga mendesak seluruh lembaga, organisasi, dan komunitas internasional untuk melakukan intervensi kemanusiaan secara mendesak.

"Kami tidak bisa membiarkan militer terus melakukan kekejaman seperti ini di Myanmar. Sudah waktunya dewan keamanan PBB untuk mengambil tindakan," tandasnya.

Para jenderal junta militer Myanmar telah membantah tuduhan itu dengan mengatakan tidak dapat memverifikasi laporan secara tersebut independen.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x