Abaikan Demokrasi, Amerika Serikat Kesal dengan Kelakuan Junta Militer Myanmar

- 4 Agustus 2021, 11:15 WIB
Amerika Serikat Marah Besar Ketika Negosiasinya dengan Junta Myanmar Diacuhkan
Amerika Serikat Marah Besar Ketika Negosiasinya dengan Junta Myanmar Diacuhkan /Foto: Reuters / Stringer/

MEDIA PAKUAN - Amerika Serikat kesal dengan para jenderal militer Myanmar yang bermain-main dengan waktu penetapan untuk melaksanakan pemilihan presiden baru.

Setelah pemimpin kudeta beberapa bulan lalu terhadap pemerintah yang terpilih, jenderal Min Aung Hlaing terus betingkah fan kini memperpanjang batas waktu untuk pemilihan baru.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk menyelesaikan kekacauan politik Myanmar yang dipicu oleh perebutan kekuasaan.

Baca Juga: Ritual Budaya, Inilah Alasan Kenapa Artis Korea Selalu Dapat Food Truck

Antony Blinken turut berpartisipasi dalam pembicaraan secara virtual pekan ini dengan para menteri luar negeri dari ASEAN, yang beranggota sepuluh negara termasuk Myanmar.

ASEAN menyetujui rencana lima poin untuk mengatasi situasi buruk di Myanmar, termasuk diakhirinya kekerasan melalui penunjukan utusan untuk diplomatik.

Karena setelah kudeta militer yang dilakukan junta militer tersebut terus menelan korban jiwa maka AS dan Rusia mendukung konsensus ASEAN secepatnya.

Baca Juga: Bertahun Putus Dari Ariel NOAH, Luna Maya Syok Gelagat Sang Mantan Tak Berubah

Seiring dengan tindakan keras junta militer terhadap warga sipil yang terus berlanjut selama enam bulan sejak kudeta tersebut.

Namun belakangan jenderal Min Aung Hlaing mengatakan keadaan darurat yang diberlakukan setelah kudeta akan tetap berlaku hingga Agustus 2023.

Yang kemudian kekuasaan militer di Myanmar akan dilanjutkan dengan pemilihan baru yang akan berlangsung paling lambat lebih dari satu tahun.

Baca Juga: Baru 8 Bulan Diterapkan, Fitur Fleet Resmi Dihapus Twitter

Seorang pejabat senior AS menyebut pengumuman pimpinan junta itu adalah tanda sekaligus seruan bagi ASEAN untuk meningkatkan upaya.

Karena jelas bahwa junta Burma hanya mengulur waktu dan ingin terus memperpanjang masa kekuasaan demi keuntungannya sendiri.

"Semakin banyak alasan mengapa ASEAN harus terlibat dalam hal ini dan hidup serta menjunjung tinggi ketentuan konsensus lima poin yang juga ditandatangani Myanmar," ujarnya.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x