Virus H10N3 Pertama di Dunia Menyerang Warga China, Waspada dengan Gejala dan Penularannya

- 2 Juni 2021, 10:37 WIB
Virus H10N3 Pertama di Dunia Menyerang Warga China, Waspada dengan Gejalanya
Virus H10N3 Pertama di Dunia Menyerang Warga China, Waspada dengan Gejalanya /Stringer/AFP/

MEDIA PAKUAN - Untuk pertama kalinya di dunia, virus H10N3 yang biasanya menyerang unggas kini mulai menginfeksi manusia. Seorang pria berusia 41 tahun asal kota Zhenjiang provinsi Jiangsu, China Timur, telah dikonfirmasi terkena virus H10N3 oleh Komisi Kesehatan Nasional Beijing (NHC) pada 28 Mei lalu.

Laporan tersebut menjadi kasus manusia pertama yang terinfeksi dengan virus jenis flu burung langka yang dikenal sebagai H10N3.

Baca Juga: Pertempurannya Dengan Hamas Palestina Dihentikan, Israel Kini Hancurkan Penjagaan Suriah

Disadur dari Aljazeera, awalnya pria itu dirawat di rumah sakit pada 28 April dan kemudian didiagnosis mengidap H10N3 pada 28 Mei. Sayangnya, tidak ada rincian lebih lanjut mengenai bagaimana pria itu terinfeksi dan tidak ada indikasi bahwa H10N3 dapat menyebar dengan mudah pada manusia.

Meski tak bisa dikonfirmasi, akan tetapi biasanya mereka yang bekerja dengan unggas lah yang rata-rata akan mendapatkan virus flu burung ini.

Namun berdasarkan penelitian, hanya sekitar 160 isolat virus yang dilaporkan dalam 40 tahun hingga 2018, sebagian besar ada pada burung liar atau unggas air di Asia dan beberapa bagian terbatas Amerika Utara, dan sejauh ini tidak ada yang terdeteksi pada ayam.

Baca Juga: Lantaran Kesal!, Polisi Amankan Seorang Suami yang Tega Hajar Istrinya dengan Mangkok

Virus flu burung memang kerap meresahkan dunia, bahkan Rusia pernah melaporkan kasus pertama infeksi flu burung H5N8 pada manusia dan memaksa pemusnahan 22 juta unggas.

H10N3 sendiri disebut sebagai patogen rendah, yang berarti menyebabkan penyakit yang relatif lebih ringan pada unggas dan tidak mungkin menyebabkan wabah skala besar, kata NHC.

Pria yang terinfeksi pun kini diketahui telah stabil dan siap untuk dipulangkan. Dan NHC mengonfirmasi bahwa tidak ada kasus lain infeksi H10N3 pada manusia yang dilaporkan secara global.

Baca Juga: WASPADA! Kematian Pasien Akibat Covid-19 di Kota Sukabumi Merangkak Naik Hingga 2,6 persen

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam sebuah balasan kepada kantor berita Reuters di Jenewa, juga mengatakan bahwa tidak ada kasus virus H10N3 lain yang ditemukan dan virus ini masih dikatakan tidak mudah menular.

"Sumber paparan pasien terhadap virus H10N3 tidak diketahui saat ini dan tidak ada kasus lain yang ditemukan dalam pengawasan darurat di antara penduduk setempat. Populasi. Saat ini, tidak ada indikasi penularan dari manusia ke manusia."

“Selama virus flu burung beredar di unggas, infeksi sporadis flu burung pada manusia tidak mengejutkan, yang merupakan pengingat nyata bahwa ancaman pandemi influenza terus berlanjut,” tambah WHO.

Baca Juga: Karma Menyingkirkan Zidane! Real Madrid Dihalangi PSG Rekrut Pochettino Jadi Pelatih Barunya

Bahkan koordinator laboratorium regional dari Pusat Darurat Penyakit Hewan Lintas Batas Organisasi Pangan dan Pertanian di kantor regional untuk Asia dan Pasifik, Filip Claes, menyebut bahwa virus ini bukan virus yang sangat umum.

Data genetik virus masih akan dianalisis untuk menentukan apakah itu menyerupai virus yang lebih tua ataukah campuran baru dari virus yang berbeda.

Epidemi flu burung manusia terakhir di China sendiri terjadi pada akhir 2016 dan berlanjut hingga 2017 dengan virus H7N9.

Baca Juga: Cek Fakta, Skema Politik! Anak Buah Dicyduk, Anie Baswedan Terlibat Korupsi Milyaran Rupiah

H7N9 telah menginfeksi 1.668 orang dan merenggut 616 nyawa sejak 2013, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.

Menyusul wabah flu burung baru-baru ini di Afrika dan Eurasia, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China pekan lalu mendesak pengawasan yang lebih ketat di peternakan unggas, pasar, dan burung liar. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: REUTERS Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah