Network
MEDIA PAKUAN - Mesir menjadi satu-satunya negara paling berani dan terdepan menghentikan penindasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina di jalur Gaza.
Selain menjadi penengah gencatan senjata antara Palestina dengan Israel, Mesir juga terus melakukan diplomasi dengan sejumlah negara dan organisasi dunia untuk pemulihan keamanan di jalur Gaza.
Baru-baru ini Presiden Mesir Abdelfattah Al-Sisi melakukan komunikasi dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden membahas penguatan gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Baca Juga: Capai Ratusan Triliun, Ternyata AS Telah Sepakat Bantu Israel Hingga Tahun 2028
Selain itu komunikasi keduanya juga membahas pemberian bantuan kemanusiaan yang mendesak ke kota Gaza melalui upaya internasional untuk membangunnya kembali fasilitas publik yang rusak.
Al Sisi dan Joe Biden juga membahas proses perdamaian antara Israel dan Palestina setelah penindasan kekerasan yang terjadi selama bertahun-tahun.
Seperti diketahui, sudah empat hari Mesir berhasil menengahi gencatan senjata setelah 11 hari Palestina dan Israel saling serang menggunakan roket.
Baca Juga: Onyo'Betrand Peto' Cemaskan Nasibnya, Satu Tahun Lagi Hak Asuh Ruben Onsu akan Segera Berakhir
Pejabat utusan dari Kairo melakukan kunjungan kerja diplomatik ke Palestina dan Israel, serta melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke.
Sementara saat melakukan komunikasi dengan Presiden Mesir, Biden memperjelas peran negaranya untuk turut serta memulihkan ketenangan dan perdamaian di wilayah Palestina.
Komunikasi antara Al Sisi dengan Joe Biden merupakan komunikasi yang kedua kalinya yang secara khusus membahas gencatan senjata di Gaza dan perlindungan wilayah Palestina kedua.
Baca Juga: 3,5 Bulan Dibawa Pemulung Bocah 11 Tahun Ditemukan Polreta Sukabumi, Iming-iming Kuota
Tak hanya itu, dalam komunikasi kedua Pimpinan negara kali ini diperluas ke hubungan bilateral dan beberapa isu regional lainnya, termasuk Libya dan Irak.
Joe Biden dan Al Sisi bertukar pandangan tentang Bendungan Renaisans Besar Ethiopia, yang dibangun Ethiopia di Nil Biru dan Mesir dilihat sebagai ancaman eksistensial.***
