Network
MEDIA PAKUAN - Telah menjadi musuh bebuyutan bertahun-tahun lamanya, Korea Utara dikenal sangat membenci Korea Selatan.
Bahkan negara yang dipimpin Kim Jong Un tersebut memiliki aturan yang sangat ketat, dan tak segan untuk memberikan hukuman berat kepada warganya yang ketahuan atau tertangkap basah melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan Korea Selatan.
Aturan ini menjadi pegangan teguh pemerintah Korea Utara yang membuat semua warganya takut dan segan.
Namun kejadian mengerikan baru saja terjadi di mana sekitar 10.000 siswa di Korea Utara dikabarkan menyerahkan diri akibat menonton drama Korea alias drakor yang berasal dari Korea Selatan.
Drakor memang jadi salah satu konten yang sangat dilarang di Korea Utara, dan siapa saja warga yang ketahuan menonton ini akan menerima hukuman yang berat.
Selain dilihat, drakor juga sangat dilarang untuk disebarkan karena merupakan produk Korea Selatan.
Baca Juga: Harapan Terpendam V BTS Kepada Semua Member Akhirnya Terkuak, Bikin ARMY Mewek!
Gukmin Ilbo melaporkan bahwa sekitar 10.000 siswa Korea Utara baru-baru ini menyerahkan diri karena diam-diam menonton drama dan film Korea Selatan.
Selain itu, seorang informan mengatakan sekitar 5000 pemutar DVD juga diserahkan.
Para siswa diduga menyerahkan diri dengan harapan agar menerima hukuman yang lebih ringan, sebelum mereka tertangkap basah dan menerima hukuman berat.
Baca Juga: Dua Pangkalan Udara Myanmar Diserang Kelompok Tidak Dikenal, Keamanan Ditingkatkan
Di Korea Utara, seseorang yang berbuat salah memang dapat mengakui kesalahan mereka ke Pusat Keamanan Masyarakat atau Kantor Polisi, dan hal itu bisa mengurangi hukuman mereka.
Karena jika seseorang tertangkap saat penggerebekan atau sebaliknya, hukumannya yang diberikan akan sangat berat.
Hukuman hingga 15 tahun penjara dimungkinkan bagi mereka yang menonton konten Korea Selatan atau melihat foto dan buku Korea Selatan.
Jika bahasa Korea Selatan digunakan, hukuman penjara hingga 2 tahun pun tak bisa dihindari. Bahkan pemimpin Korea Utara kini sudah mulai menindak pakaian kasual para pemuda di Korea Utara yang mirip dengan fashion Korea Selatan. ***
