Inggris Kecam Militer Myanmar atas Kudeta Kedutaan Besar, Menlu: Minta Hentikan Kekerasan

- 9 April 2021, 15:18 WIB
Ilustrasi Saat pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar
Ilustrasi Saat pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar /Reuters



 

MEDIA PAKUAN - Inggris mengutuk pemerintah militer Myanmar yang telah kudeta diplomatik yaitu mencopot jabatan kedutaan besar Kyaw Zwar Minn.

Sebelumnya kedutaan besar Kyaw Zwar Minn dicopot dari jabatannya dikarenakan telah menyerukan pembebasan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab memposting di media sosial dukungannya untuk duta besar, yang bermalam di mobilnya di luar kedutaan.

"Kami mengutuk tindakan intimidasi rezim militer Myanmar di London kemarin, dan saya memberi penghormatan kepada Kyaw Zwar Minn atas keberaniannya," tulis Raab.

Baca Juga: Kebakaran di Tanah Abang Hanguskan 130 Lapak APPSI: Minta Pemerintah Bantu Pedagang

Baca Juga: Bentrokan Bersenjata Terjadi di Myanmar Antara Pasukan Keamanan dan Protes Anti Kudeta, 11 Orang Tewas 20 Luka

Selain itu dia mengatakan Inggris meminta kepada militer Myanmar untuk tidak melakukan kekerasan dan segera memulihkan pemerintahan secara demokrasi.

"Inggris terus menyerukan diakhirinya kudeta dan kekerasan yang mengerikan dan pemulihan demokrasi yang cepat." kata dia.

Duta besar yang dikeluarkan Myanmar meminta kepada para pemimpin luar Negeri agar membantu masyarakat Myanmar yang tengah dalam keadaan kerisis sejak kudeta.  

"Tolong bantu negara kami dan bantu negara kami karena tanpa bantuan internasional kami tidak akan bisa keluar dari kekacauan ini," katanya kepada wartawan di luar kedutaan.dikutip Media Pakuan dari Al jazeera.

Baca Juga: Cek Penerima BLT UMKM Rp1,2 Juta Jika Cair Melalui BRI di eform.bri.co.id

Baca Juga: Update! Token Listrik Gratis 100% April 2021 Berubah Menjadi Diskon, Inilah Mekanismenya

Sebelumnya Media melaporkan, para demonstran anti kudeta terjadi bentrok dengan pasukan keamanan di sebuah kota di barat laut Myanmar pada Kamis 8 April 2021.

Terjadinya bentrokan dimulai pada saat pasukan keamanan tiba di lokasi untuk membubarkan para protes anti kudeta.

Dikutip Media Pakuan dari Reuters, Menurut media para pengunjuk rasa anti kudeta melawan pasukan keamanan Myanmar menggunakan senjata rakitan, pisau dan bom api di kota Taze.

Pertempuran antara pengunjuk rasa dan pasukan berlanjut hingga kamis, sedikitnya dari kejadian tersebut 11 pengunjuk rasa tewas dan 20 lainnya luka luka.***


 

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x