MEDIA PAKUAN-Pemerintah Rusia meminta Uni Eropa mempertimbangkan sanksi yang dijatuhkan pada Myanmar.
Pasalnya, sanksi atas kudeta militer sejak 1 Februari 2021 lalu dapat menyebabkan perang saudara.
Rusia juga menganggap sanksi yang akan diberikan Uni Eropa pada Myanmar sangat berbahaya dan bisa menimbulkan perang saudara.
"Faktanya, garis seperti itu berkontribusi untuk mengadu domba pihak satu sama lain, pada akhirnya mendorong masyarakat Myanmar menuju konflik sipil secara penuh," kata pihak Kemenlu Rusia.
Uni Eropa memang tengah bersiap untuk memberikan sanksi kolektif pada militer Myanmar.
"Kami akan menambahkan sanksi ekonomi ditingkat 27 (negara UE) terhadap entitas ekonomi yang terkait dengan tentara sehingga sanksi dapat diterapkan dengan sangat cepat," kata pihak Uni Eropa.
Sementara itu, kekerasan semakin membabi buta, sejauh ini ada sekira 570 nyawa melayang akibat kudeta Myanmar tersebut.
Selain itu, sekira 3.500 orang yang menentang kudeta ditahan oleh pihak Militer Myanmar.