Pabrik Garmen China Terbakar, Penguasa Militer: Gerakan Pembangkangan Sipil Telah Menghancurkan Myanmar

- 7 April 2021, 17:17 WIB
ilustrasi/ pabrik china terbakar namun tidak ada korban
ilustrasi/ pabrik china terbakar namun tidak ada korban /ANTARA



MEDIA PAKUAN - Kebakaran terjadi di pabrik Garmen JOC milik China di Yangon pada Rabu 7 April 2021.

Laporan berita dan Departemen Pemadam mengatakan tidak ada korban jiwa dari adanya kebakaran yang terjadi di pabrik Garmen JOC milik China.

Terlihat gambar yang di posting di Facebook aktivis membakar bendera Tiongkok di lingkungan Yangon yang lain.

Bulan lalu telah terjadi serangan pembakaran terhadap 32 pabrik yang diinvestasikan China di Yangon, hal tersebut karena China di pandang mendukung junta militer.

Baca Juga: Polisi Myanmar Kembali Menewaskan 7 Pengunjuk Rasa Pasca Pabrik China Dibakar

Baca Juga: Update! Token Listrik Gratis 100% April 2021 Berubah Menjadi Diskon, Inilah Mekanismenya

Jenderal Senior Min Aung Hlaing, kepala junta, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Rabu bahwa gerakan pembangkangan sipil atau CDM telah menghentikan pekerjaan rumah sakit, sekolah, jalan, perkantoran dan pabrik.

“Meski protes dilakukan kepada negara tetangga dan komunitas internasional, namun tidak merusak bisnis,” ujarnya.

Penguasa militer negara itu mengatakan gerakan pembangkangan sipil telah "menghancurkan" Myanmar.

Menurut seorang penduduk pasukan keamanan kembali menembaki para pengunjuk rasa di kota barat laut kale ketika para pengunjuk rasa menuntut pemulihan sipil Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Ingin Mendapatkan Pencairan BLT UMKM Namun NIK KTP tidak Terdaftar di eform.bri.co.id Segera Cek Penyalurannya

Baca Juga: Negara Myanmar Dihujani Protes Sejak Kudeta, AAPP: Korban Tewas Mencapai 570 Orang

Outlet berita mengutip saksi yang mengatakan ada korban dan pelepasan tembakan berulang kali oleh pasukan Myanmar.

Outlet berita Mizzima dan Irrawaddy mengatakan lima orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.

Menurut kelompok advokasi Asosiasi Tahanan Politik (AAPP), 581 orang, termasuk puluhan anak-anak, telah ditembak mati oleh pasukan dan polisi sejak kudeta.

Dia juga mengatakan kerusuhan hampir setiap hari sejak kudeta, dan pasukan keamanan telah menangkap hampir 3.500 orang, dengan 2.750 masih tertahan.***

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x