MEDIA PAKUAN - Toilet tembus pandang baru di Tokyo bertujuan untuk meningkatkan ruang publik.
Toilet umum biasanya merupakan pemandangan yang disambut baik oleh siapa saja yang hobi keluar masuk wc.
Tetapi beberapa orang mungkin akan terkejut saat menemukan toilet yang baru saja dibuka di taman Tokyo.
Baca Juga: Sukses Luncurkan Satelit Pengukur Permukaan Laut, Ilmuan Inggris: Ini Mempersenjatai Kami
Terbuat dari kaca khusus, bilik menjadi buram saat kunci diputar, tetapi sebaliknya benar-benar tembus pandang, dengan wastafel, urinal, dan mangkuk toilet dalam tampilan penuh.
Toilet dirancang oleh arsitek Shigeru Ban sebagai bagian dari Proyek Toilet Tokyo, yang didukung oleh The Nippon Foundation, sebuah organisasi nirlaba.
Dengan memasang toilet bergaya di ruang publik, proyek ini berharap dapat mengubah pandangan umum bahwa fasilitas tersebut adalah tempat yang gelap dan kotor.
Baca Juga: Raih Kemenangan Melawan Manchester City 2-0, Mourinho Pastikan Tottenham Rebut Gelar Juara
"Akan sangat menyenangkan melihat Tokyo Toilets menjadi model toilet tidak hanya di Jepang tetapi juga di seluruh dunia," kata Direktur Program Nippon Foundation Hayato Hanaoka.
Orang yang lewat memiliki reaksi beragam.
"Benar-benar keren, tapi tidak terlalu santai," kata Arisa Komori, 28 tahun, yang mengunjungi taman bersama temannya dan menggunakan toilet. "Tapi itu juga cantik," tambahnya sambil tertawa.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Bertambah hingga Ratusan Pasien, Satgas Kalimantan Timur: Kasus Baru Kembali Meledak
Beberapa orang mengatakan bahwa melihat ke dalam toilet terlebih dahulu membuat mereka merasa lebih aman dalam menggunakannya.
"Anda dapat melihat langsung bahwa tidak ada orang mencurigakan yang bersembunyi di toilet, jadi saya menghargai bahwa saya merasa lebih aman membiarkan anak-anak saya menggunakan toilet," kata Chieri Kurokawa, 36, yang tinggal di dekatnya dan membawa kedua putranya yang masih kecil. bermain di taman.
Sebagai bagian dari proyek, total 17 toilet umum akan didesain ulang oleh arsitek dan desainer ternama, termasuk pemenang Pritzker Prize Tadao Ando dan Kengo Kuma.***