Ayah Bangga Anaknya Lakukan Penyerangan Karyawan

1 Oktober 2020, 18:17 WIB
ILUSTRASI penyerangan.* /DOK. PIKIRAN RAKYAT/

MEDIA PAKUAN-Seorang anak dari keluarga petani asal Pakistan melakukan penyerangan, di Paris Jumat, 25 September 2020. Pemuda bernama Zaheer Hassan Mehmood telah ditetapkan sebagai tersangka utama.

Peristiwa terjadi di luar bekas kantor majalah satir Charlie Hebdo, Paris.

Disadur dari Pikiranrakyat.com dari laman France24, kasus tersebut terus diusut.

"Pihak berwenang sedang bekerja untuk memverifikasi lebih detail tentang latar belakang tersangka setelah serangan yang menyebabkan dua orang terluka parah," kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin.

Baca Juga: Kelola Keuanganmu di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian

Insiden tersebut ditegaskan oleh Mentri juga sebagai 'tindakan terorisme Islam.'

Pada bulan lalu, diketahui bahwa Zaheer sempat membawa obeng dan diindikasi sebagai tindakan radikalisasi.

Dua orang karyawan perusahaan produksi dokumenter Prancis Premières Lignes menjadi korban berdasarkan laporan dari laman CNN Internasional.

Menurut pendiri perusahaan, Paul Moreira, kedua korban diserang dengan alat berupa golok di depan kantor.Keduanya berhasil diselamatkan meski kini tengah dalam kondisi kritis.

Melalui laman Facebook, majalah satir Charlie Hebdo pun menulis dukungan kepada Prancis Premières Lignes dan orang-orang yang terkena dampak penyerangan.

Baca Juga: Perang Armenia dan Azerbaijan Timbulkan Korban Jiwa hingga Ribuan

Sementara ayah dari pelaku penyerangan, Arshad Mehmood merasa bangga karena putranya berhasil menikam dua orang korban.

Zaheer yang lahir di Pakistan tersebut telah mengakui peristiwa penyerangan di Paris saat melalui persidangan.

Ia mengatakan, faktor utama melakukan penyerangan karena terdapat ilustrasi kartun Nabi Muhammad pada majalan Carhlie Hebdo baru-baru ini.

Seperti diketahui agama Islam melarang siapapun membuat ilustrasi sosok Nabi Muhammad sehingga Zaheer merasa adanya penistaan agama yang dilakukan oleh redaksi majalah.

"Menurut saya, apa yang dia lakukan sangat bagus," ujar Arshad Mehmood.

Baca Juga: Pertempuran Terus Berlangsung Armenia dan Azerbaijan Tolak Berdamai

Pada 2015 lalu, terdapat kejadian serupa di Paris yang dilakukan oleh 14 tersangka.

Serangan dilakukan selama tiga hari di kantor lama majalah satir Charlie Hebdo dan menewaskan sebanyak 17 orang.

Di samping itu, keluarganya Zaheer yang tinggal di pedesaan Kothli Qazi, Provinsi Punjab, Pakistan telah heboh mengklaim bahwa Mehmood adalah seorang pria pembela keyakinan Islam.

"Orang yang membunuh mereka yang tidak menghormati nabi akan masuk surga, dan seluruh keluarganya pergi ke surga," tambah Arshad.

Baca Juga: Cerita Sedih Istri John Legend Pasca Keguguran: Aku Sangat Menyesal

Sang ayah mengaku ia sangat senang karena putranya melakukan penyerangan tersebut.

"Karena ini, saya merasa sangat senang bahwa putra saya melakukan perbuatan baik seperti itu," ujarnya.

Sementara ibu Mehmood, yakni Rukhsana Begum menambahkan bahwa putranya telah memberi tahu keluarga tentang serangan itu sebelumnya dan telah meminta doa restu.

Baca Juga: Armenia dan Azerbaijan Semakin Memanas Kedua Negara Tolak Berdamai

"Dia memberi tahu kami bahwa pada hari Jumat setelah salat Jumat dia akan melakukannya (penyerangan, red). Dia juga menelepon salah seorang temannya dan mengatakan kepadanya bahwa dia melihat Nabi Muhammad dalam mimpinya dan dia akan pergi dan melakukan itu," ujarnya.

Artikel ini telah terbit sebelumnya di Pikiranrakyat.com judul “Pria Pakistan Ditangkap Usai Lakukan Serangan di Paris, Sang Ayah Justru Bangga”.(Siti Nuraeni)

Editor: Hanif Nasution

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler