Uji Coba Vaksin Corona, Relawan Inggris Terkena Penyakit Misterius

9 September 2020, 20:05 WIB
Ilustrasi Virus Covid-19. /Media Pakuan/Pixabay

MEDIA PAKAUN-Uji coba vaksin korona yang dibuat oleh AstraZeneca bersama Universitas Oxford, inggri terpaksa dihentikan untuk sementarwaktu.

Uji coba yang sudah masuk tahap III itu harus dihentikan karena salah satu relawan pasien di inggris menderita efek samping berupa penyakit misterius.

Baca Juga: Sepeluh Pemimpin ASEAN Adakan Pertemuan Ketegangan AS dan Tiongkok

Pemberhentian sementara itu memang umum dilakukan dalam upaya mencegah hal serupa terjadi kepada para relawan lainnya.

Seperti yang diberitakan Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Relawannya Terkena Penyakit Misterius, Uji Coba Vaksin Corona di Inggris Dihentikan Sementara",

Pihak AstaZeneca mengatakan ilmuwannya sedang meninjau vaksinasi agar dilakukan proses data keamanan vaksin.

Baca Juga: Pendiri Kompas Jakob Oetama Meninggal Dunia

Perusahaan yang berpusat di Cambridge, Inggris tersebut tidak mengungkapkan lebih detail efek samping yang akan diderita.

Namun, pihak AstaZeneca hanya mengatakan "Penyakit yang berpotensi dan tidak dapat dijelaskan".

Situs berita kesehatan di Amerika Serikat, STAT merupakan media yang pertama kali melaporkan penundaan uji coba itu.

 Baca Juga: Trump Akan Menjadi Tuan Rumah Penandatanganan Kesepakatan UEA-Israel pada 15 September

Mereka melaporkan, kemungkinan efek samping dapat terjadi di seluruh Inggris.

Pada Juli 2020 lalu, ahli mikrobiologi Selandia Baru, dr.

Siouxsie Wiles mengklaim bahwa uji coba vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford merupakan yang paling menjanjikan.

 Baca Juga: Koalisi Arab mencegat drone Houthi bersenjata yang menargetkan Arab Saudi

"Dari semua yang ada dalam uji coba saat ini, ini mungkin yang paling saya sukai," kata Wiles.

Seorang juru bicara AstraZeneca mengonfirmasi, mereka juga menghentikan uji coba vaksin di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain.

 Baca Juga: Pendiri Kompas Jakob Oetama Meninggal Dunia

Akhir bulan lalu, pihak AstraZeneca mulai merekrut 30.000 ilmuwan AS untuk melakukan studi vaksinnya.***

Editor: Ahmad R

Tags

Terkini

Terpopuler