MEDIA PAKUAN - Harga minyak mentah berjangka turun pada perdagangan Selasa waktu Arab Saudi. Harga minyak mentah ditutup melemah sekitar 0,6 persen.
Penurunan harga minyak mentah ini dikhawatirkan akan memicu pertumbuhan ekonomi global yang kian lesu.
Terlebih sentimen dari janji Arab Saudi untuk memperdalam pengurangan produksi.
Sebelumnya, harga minyak acuan menguat pada Senin, 5 Juni 2023 setelah Arab Saudi mengatakan selama akhir pekan akan memangkas produksi menjadi sekitar 9 juta barel per hari (bpd) pada Juli dari sekitar 10 juta bpd pada Mei.
Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, juga secara tak terduga menaikkan harga jual resmi minyak mentahnya ke pembeli Asia.
Melansir dari Reuters harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2023 naik 41 sen menjadi US$72,15 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli 2023 meningkat 58 sen menjadi US$76,71 per barel di London ICE Futures Exchange.
Kementerian Energi Saudi menyatakan bahwa produksi minyak negara tersebut hanya akan mencapai 9 juta barel per hari pada Juli, dari sebelumnya 10 juta barel per hari.
Pemangkasan produksi yang dilakukan merupakan yang terbesar bagi Saudi tahun ini.
Perusahaan konsultan Rystad Energy menyebut pemangkasan tersebut akan membuat defisit pasar menjdi 3 juta barel pada Juli, sehingga harga minyak dunia terdongkrak dalam beberapa pekan ke depan.***