AS Cemaskan Aktivitas Moskow di Arktik Kutub Utara, Rusia Miliki 50 Fasilitas Militer

22 Agustus 2022, 23:20 WIB
Ilustrasi Samudra Arktik /Pixabay/ David Mark

MEDIA PAKUAN -  Seorang jurnalis senior  dan anggota lepas Dewan Atlantik Eurasia, AS  Diane Marie Francis mencemaskan perkembangan Rusia di Arktik, Kutub Utara Bumi. 


Beberapa wilayah di Arktik masuk ke dalam wilayah kekuasaan Rusia, Alaska, Kanada, Greenland, Islandia, Lapland, dan Norwegia, dan juga Samudra Arktik.

Menurutnya dalam sebuah artikel The Hill, 21 Agustus 2022, Rusia sangat  aktif dalam mengembangkan Arktik dan memperluas ekstraksi sumber daya alam dari dasar Samudra Arktik.

Baca Juga: Dewan Federasi Krimea:  Miliki Sindrom Napoleon , Zelensky ingin Memerintah Ukraina Selamanya


"Sejak 20 tahun berdirinya Dewan Atlantik Eurasia, Moskow telah membuat klaim tanah yang keterlaluan dan eksplorasi minyak yang agresif di wilayah tersebut," tulisnya.

Ia memperingatkan Washington yang telah lama mengabaikan Kutub Utara dan membiarkan Moskow menguasai kawasan itu.


"Samudera Arktik yang membeku, yang berukuran setengah dari AS, telah lama diabaikan," katanya Francie.

Baca Juga: Alami Kebocoran Kapal Pesiar My Saga Tenggelam di Laut Ionia Italia

Ia menambahkan "Pertaruhan serius saat ini berada di Rute Laut Utara yang menjadi jalur pelayaran antara Eropa dan Asia, Rusia telah memulai eksplorasi minyak dan mengklaim bahwa landas kontinennya yang terendam meluas di bawah sebagian besar Samudra Arktik," ungkapnya.


Lembaga think tank Civitas, dalam tulisan Robert Clark dan Roberto White mengatakan bahwa Rusia telah meningkatkan aktivitas ekonomi dan militer di Arktik untuk mengubahnya menjadi medan perang masa depan.


Keduanya memperkirakan bahwa nilai mineral dan gas alam di wilayah Arktik Rusia dapat bernilai hingga US$30 triliun dolar.

Baca Juga: Filipina Gagalkan Penyeludupan Gula dari Thailand, di Tengah Kekurangan Pasokan dalam Negerinya

Tulisan itu menyerukan Barat untuk segera melihat aktivitas Rusia di wilayah utara. Bukan hanya Rusia namun China juga disebutkan  pernah mengincar  Arktik.


Beijing telah mengirim pemecah es dan mendirikan stasiun penelitian dan observatorium di negara-negara Arktik Eropa, termasuk dengan kemungkinan tujuan militer dan sipil.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa Rusia telah mendirikan 50 fasilitas militer di Kutub Utara, dalam beberapa tahun terakhir.


Robert Clark telah meminta Perdana Menteri dan kepala pertahanan untuk membentuk pakta pertahanan dan keamanan baru CAUKUS, antara Kanada, Inggris, AS  untuk melindungi Kutub Utara dan menghentikan rencana ekspansi Rusia.

Menteri Pertahanan Ben Wallace Inggris menetapkan 12 halaman Strategi Arktik, karena  ancaman Rusia yang bisa mengendalikan rute perdagangan global baru untuk mendominasi abad berikutnya.

Menggagalkan Rusia dan China akan memastikan bahwa Putin tidak dapat menggunakan Arktik untuk mengendalikan perdagangan global, memperluas kekuatan militer Rusia, dan memperluas persyaratan yang menguntungkan ke Beijing, menjadi perhatian Barat di Kutub Utara ini. ***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: The Hill Civitas

Tags

Terkini

Terpopuler