Sekelompok Anak Palestina Berdoa di Kuburan Teman Mereka yang Ditembak Mati Israel: Dia Tak Pernah Menyakiti

20 Mei 2021, 12:39 WIB
Burnat ditembak mati oleh pasukan Israel. Teman-teman Islam Burnat membacakan doa untuknya di kuburannya. /(MEE / Shatha Hammad)/

MEDIA PAKUAN - Sekelompok remaja Palestina tampak berduka di samping kuburan seorang teman mereka yang dibunuh oleh pasukan Israel.

Dia adalah Islam Wael Burnat, remaja berusia 16 tahun ditembak mati di kepala oleh pasukan Israel di desa Bil'in, yang menjadikan jumlah total orang Palestina yang terbunuh di Tepi Barat itu menjadi 29 orang.

Teman-teman Islam berdiri dalam keterkejutan dan ketidakpercayaan di sekitar kuburannya sambil membacakan doa untuk Islam.

Baca Juga: Reaksi Orang Palestina Disuruh Bakar Bendera Indonesia Dibayar Pakai 100 Dolar, Bikin Merinding!

Pembunuhan Islam Burnat terjadi selama protes dan demonstrasi di desa pada tanggal 18 Mei 2021 terhadap pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Di Tepi Barat yang diduduki secara militer, pasukan Israel membunuh empat pengunjuk rasa pada 18 Mei, termasuk Islam Burnat yang menjadi korban termuda.

Pada sore hari awalnya Burnat, bersama dengan penduduk desa, menuju ke daerah Abu Laymoon di Bil'in, yang terancam akan disita oleh Israel untuk perluasan pemukiman.

Baca Juga: Israel Membabi Buta Serang Palestina, Sentimen Anti-Semit Merebak di Inggris Boris Johnson Dukung Yahudi

Pasukan Israel tiba di daerah itu segera setelah melancarkan konfrontasi. Menurut warga, yang terdengar hanya suara peluru tajam yang melanggar tradisi tentara menggunakan gas air mata dan bom suara untuk membubarkan demonstrasi rutin di Bil'in.

Salah satu teman Burnat, Abdullah Zaid yang berusia 14 tahun, yang menemaninya ke protes, mengatakan, "Saya takut dan saya berdiri di belakang menunggu lebih banyak orang dari desa itu datang. Tiba-tiba, suara itu terdengar. Peluru berbunyi sekali lagi, dan semua orang jatuh."

“Saat kita semua berdiri kembali, Islam tidak berdiri. Ada bercak darah di kepalanya. Pemuda itu menggendongnya dan mulai berlari,” lanjut Zaid.

Baca Juga: Rampas Motor, Debt Collector Dikeroyok Massa Hingga Babak Belur di Cibadak Sukabumi

Dalam waktu kurang dari satu jam, Burnat pun dinyatakan meninggal oleh petugas medis.

Sambil mengenang sang teman, Zaid menceritakan kepribadian Islam Burnat yang baik hati dan tak pernah menyakiti siapapun.

"Islam adalah orang yang sangat ceria. Dia akan selalu membuat kami tertawa dan bersenang-senang. Dia hanya mengharapkan yang terbaik untuk orang lain. Kami tidak ingat bahwa dia pernah menyakiti siapa pun," kata Zaid.

Baca Juga: Bejat! Kakek 62 tahun Perkosa Anak Bawah Umur di Surade Sukabumi

Dikutip dari Middle East Eye, Nenek dari pihak ayah Burnat, Intisar Burnat, mengatakan bahwa keluarga, bersama dengan anak-anak, secara kolektif dan konsisten berpartisipasi dalam protes mingguan Bil'in terhadap pembangunan permukiman Israel tanpa henti dan penyitaan tanah di desa mereka.

Setelah mendengar kepergian Islam, nenek 75 tahun itupun tak henti-hentinya menangisi cucunya, yang katanya biasa membantunya dengan tugas-tugas seperti merawat domba dan tanaman di sekitar rumahnya, selain membersihkannya.

"Dia sangat penyayang dan tidak pernah meninggalkan saya. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa menahan ketidakhadirannya dan melanjutkan hidup saya tanpa dia," katanya. "Aku merasakan hatiku terbakar api."

Pembunuhan Burnat, lanjut Intisar, "merupakan kejutan yang sangat besar bagi kami." ***

Editor: Siti Andini

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler