MEDIAPAKUAN - Kepala Peneliti Jakpat Aska Primardi mengungkap bahwa jika dibandingkan Gen Y (pria), Gen Z (wanita) lebih banyak yang berminat pada produk fesyen retro/vintage/preloved goods.
Tingginya kesadaran tentang isu lingkungan pada Gen Z membuat mereka lebih tertarik pada produk tersebut dan mulai mempertimbangkan budaya slow fashion (fesyen lambat) dengan harapan dapat mengurangi limbah industri fesyen.
Aska juga mengungkap mayoritas Gen Z membeli produk fesyen dengan tujuan agar penampilan mereka selalu bisa update dengan tren terkini.
Sementara itu mayoritas Gen Y tidak terlalu terpengaruh tren dan hanya membeli pakaian dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pakaian bagi dirinya dan keluarga.
Adapun pria cenderung membeli pakaian formal dengan persentase 59%. Sementara wanita lebih banyak membeli barang bawaan seperti tas atau koper (46%).
Media sosial merupakan yang utama, separuh dari pembeli pakaian kasual mengandalkan akun Instagram untuk mencari tahu tentang sandang yang akan mereka beli.
Mereka juga memperhitungkan rekomendasi dari teman. Hasil survei memperlihatkan akun Instagram resmi dan rekomendasi dari teman adalah dua sumber informasi yang palingbisa diandalkan.