Film Jejak Khilafah di Nusantara Tayang Diantara Polemik Fakta dan Mitos

- 20 Agustus 2020, 14:22 WIB
Instagram/@nickopandawa
Instagram/@nickopandawa /

MEDIA PAKUAN - Film Jejak Khilafah Di Nusantara yang kini tengah diputar di bioskop, telah menuai polemik antara fakta dan mitos, jauh hari sebelum ditayangkan.

Banyak komentar dari mulai pembuatan film , lounching hingga ceritanya mengandung kontroversi, berikut ulasannya.

Diceritakan, pada 1404 M (808 H) Sultan Muhammad I mengirim surat kepada para pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah untuk meminta sejumlah ulama guna diberangkatkan ke Jawa.

Baca Juga: Benarkah Naga itu ada, Fakta atau Mitos

Selanjutnya, diberangkatkanlah para ulama dalam enam angkatan yang masing-masing terdiri dari Sembilan orang. Angkatan I dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim asal Turki.

Angkatan berikutnya hingga angkatan VI ditetapkan ketika ada ulama yang meninggal di angkatan sebelumnya. Demikianlah cerita yang mahsyur di kalangan masyarakat kita akhir-akhir ini.

Sumber cerita ini konon adalah kitab Kanzul ‘Ulum karya Ibnu Bathuthah. Kanzul ‘Ulum adalah kitab yang tidak jelas dan tidak bisa dibuktikan wujudnya alias tidak bisa di-heuristik.

Baca Juga: Dampak Kesepakatan UEA dan Israel, Ulama Palestina Keluarkan Fatwa Haram

Tulisan-tulisan yang menyebutkan kitab ini tidak merujuk langsung kepadanya, tetapi hanya mengutib dari buku karya Asnan Wahyudi dan Abu Khalid, Kisah Wali Songo Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa, kesalahan penyebutan nama kitab menjadi Kanzul ‘Ulum juga menunjukkan bahwa orang yang menyebutnya hanya mencopy-paste tulisan lain tanpa pernah mengetahui wujudnya.

Penulis pernah berusaha mengecek keberadaan kitab ini yang konon tersimpan di museum Istana Turki di Istanbul melalui teman-teman yang mempunyai akses ke negara yang dipimpin oleh Erdogan itu, tetapi gagal. Seorang teman memberi tahu bahwa museum tersebut sangat tertutup dan hanya bisa diakses jika melalui surat resmi negara.

Baca Juga: The Conjuring 2 Kisah hantu Valak Yang menggelitik

Masyarakat kita adalah masyarakat yang gemar bercerita. Cerita sejarah menjadi cerita yang sangat diminati, apalagi jika dibumbui hal-hal yang dipandang hebat dan luar biasa. Akan tetapi, tidak semua cerita yang tersebar adalah cerita sejarah.Dilansir dari tulisan Ustadz Isa Anshari.

Seandainya kitab Kanzul ‘Ulum itu memang ada, apakah isinya tsiqah alias bisa dipercaya? Ibnu Bathuthah, orang yang dianggap sebagai pengarang kitab ini, hidup pada 1304-1369 M. Sementara itu, Sultan Muhammad I, orang yang dianggap telah mengirimkan para ulama Wali Songo sehingga kisahnya ditulis oleh Ibnu Bathuthah, hidup pada 1379-1421 M.

Ada jaraj 10 tahun antara kematian Ibnu Bathuthah (1369) dan kelahiran Sultan Muhammad I (1379). Pertanyaannya, kapan kedua orang ini bertemu? Mungkinkah Ibnu Bathuthah menulis peristiwa yang terjadi setelah ia mati?.***

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x