Apakah Ada Hubungan Antara Kecemasan dan Kemarahan? Simak Penjelasannya

- 25 November 2020, 07:33 WIB
Ilustrasi Sering Merasakan Kecemasan.
Ilustrasi Sering Merasakan Kecemasan. /Anemone123/Pixabay

 
 
MEDIA PAKUAN - Kecemasan merupakan bagian dari kekhawatiran atau ketakutan yang dirasakan sebagai respon terhadap suatu ancaman.
 
Sementara itu, kemarahan merupakan respon ancaman, tetapi ditambah dengan rasa jengkel yang sangat kuat.
 
Dalam penelitian, kedua emosi ini memainkan peran penting dalam kemampuan untuk merasakan dan bereaksi terhadap bahaya.
 
Bagaimana kedua emosi ini terhubung?
 
 
Kedua emosi tersebut akan menyebabkan gejala fisik dengan melepaskan hormon yang kuat ke dalam aliran darah Anda. Keduanya, bisa dipicu oleh kegiatan sehari hari. Dan keduanya bisa diperbaiki dengan pola pikir anda.
 
Fakta menunjukkan bahwa, ada kalanya kecemasan itu bersifat logis, dan kemarahan adalah respons yang tepat, yang dapat membawa perubahan penting dalam diri anda.
 
Ketika periode stres dan ketegangan yang meningkat, dan saat konflik dalam kehidupan pribadi anda diperburuk oleh peristiwa yang tidak baik, kecemasan dan kemarahan mungkin akan tampak seperti hal yang baru.
 
Saat Anda marah atau cemas, tubuh Anda akan mengeluarkan hormon, termasuk kortisol dan adrenalin.
Anda kemungkinan besar akan mengalami gejala seperti: 
 
detak jantung cepat
•sesak dada
•mengepal atau mengencangkan otot
•serbuan panas
•gejala gastrointestinal seperti diare
•sakit kepala
•tegang
 
Gejala ini akan menghilang dengan cepat dalam keadaan normal. Tetapi jika Anda memiliki masalah dalam jangka panjang dengan kemarahan atau kecemasan, pelepasan hormon akan berulang kali dan dapat menyebabkan masalah pada kesehatan.
 
 
Psikolog menyamakan kecemasan dan kemarahan dengan hilangnya kendali. Dengan kata lain, ketika Anda dihadapkan pada pemicu stres yang Anda rasa tidak siap untuk Anda hadapi, maka anda akan menjadi cemas.
 
Ketika Anda merasa lebih terancam, kecemasan itu bisa dengan cepat berubah menjadi suatu kemarahan.
 
Dalam kedua kasus tersebut, ketika stimulasi dari luar mengancam rasa aman, kemarahan hanyalah versi kecemasan yang bermuatan manusiawi.
 
Psikolog menyimpulkan bahwa, kemarahan terletak pada akar kecemasan. Orang yang tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan kemarahan secara konstruktif, mungkin akan mengalami kecemasan yang berkepanjangan.
 
Kemarahan dan kecemasan yang berlebihan, dapat membahayakan bagi kesehatan mental dan fisik Anda. Misalnya kemarahan meningkat pada gangguan kecemasan dan gangguan depresi.
Terlalu banyak kecemasan dan kemarahan dapat menyebabkan:
 
 
sakit kepala
•penyakit jantung
•tekanan darah tinggi
•insomnia
 
Selain itu, kecemasan dikaitkan dengan sejumlah kondisi lain, seperti:
 
gangguan obsesif kompulsif
•gangguan menentang oposisi
depresi
•gangguan bipolar
•gangguan ledakan intermittent
•gangguan kepribadian narsistik
•gangguan kepribadian ambang
kesedihan
•gangguan obsesif kompulsif
•depresi
•gangguan stres pasca-trauma
•fobia
•sindrom iritasi usus
 
 
Itulah, hubungan antara kecemasan dan kemarahan ternyata dapat dikaitkan dengan gejala-gejala tertentu.
Kemarahan dan kecemasan yang berlebihan, dapat membahayakan bagi kesehatan mental dan fisik Anda. ***
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Heatline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x