MEDIA PAKUAN - Rony Immanuel alias Mongol Stres banyak dibicarakan warganet sempat dilanda gosip sebagai pimpinan Setan The Satanic Temple (TST) pemuja setan.
Menurut informasi unggahan Instagram @thesatanictemple, Pertemuan TST ke-dua sedunia bakal digelar 28-30 April 2023 nanti di Massachusetts, Boston Amerika Serikat.
Tahun ini menjadi kali kedua TST menggelar SatanCon. Acara perdana SatanCon sebelumnya, digelar pada tahun 2022 di Arizona.
Seperti yang kita ketahui Mongol dikenal sebagai salah satu stand-up comedian yang cukup terkenal dan sukses.
Seiring dengan kesuksesannya, maka tak heran bila Monggol jadi sorotan publik.
Ia bahkan sempat disorot publik sebagai tokoh 'tersesat' dengan bergabung bersama gereja setan.
Baca Juga: Mengejutkan, Inilah Fenomena yang Terjadi di Arab Saudi: Sering Hujan hingga Pegunungan Menghijau
Mongol, pria kelahiran 27 September 1978 berasal dari Manado, Sulawesi Utara yang sempat menamatkan Sekolah Pertumbuhan Orang Percaya (SPOP) di Gereja Injil Seutuh Indonesia (GISI), Manado.
Sekitar usia 14-15 tahun, Mongol pernah ditunjuk menjadi pemimpin gereja setan First Satanic Church di Manado.
Baca Juga: Divonis Kanker Ganas, Pelawak Nunung Srimulat Pasrah: Saya Percaya Allah Berikan yang Terbaik
Saat itu, Mongol dipilih karena kecerdasannya. Ia pun menjadi salah satu pemimpin gereja setan yang paling ditakuti. Apapun perkataannya sudah pasti diikuti oleh jamaatnya.
Sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah salah, Mongol akhirnya bertobat dan memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Berbekal uang pas-pasan Rp100 ribu, Mongol pergi ke Jakarta di tahun 1998 untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik saat seseorang mengajaknya merantau ke Jakarta.
Baca Juga: Muncul Kembali di Parakansalak, Forkopimda Sukabumi Tegas Melarang Keberadaan Ahmadiyah
Sungguh malang nasib Mongol, tertipu orang yang mengajaknya ke Jakarta justu menghilang entah ke mana.
Kepalang tanggung sudah berada di Jakarta dan hanya memiliki uang Rp100 ribu, Mongol bertahan hidup dengan bekerja serabutan dan tidur di emperan toko.
Akhirnya Monggol bekerja sebagai loper koran dan pegawai restoran. Uang yang ia kumpulkan itu digunakannya untuk mendaftar di Sekolah Orientasi Melayani (SOM) milik Gereja Bethel Indonesia.
Karena keinginannya sebagai pendeta masih begitu kuat untuk melanjutkan jenjang dari Sekolah Pertumbuhan Orang Percaya (SPOP) di Gereja Injil Seutuh Indonesia (GISI), Manado.
Lulus dari SOM, Mongol mulai banyak mengisi khotbah di gereja-gereja di Jakarta pada sekitar tahun 2002-an.
Gaya khotbah Monggol yang khas membuat banyak jamaat yang menyukainya karena kerap menyisipkan komedi.
Baca Juga: Pernah Dihujat, Fuji Mengaku Trauma untuk Main Film Lagi
Berkah sebagai penginjil akhinya Monggol muda sebagai Monggol Stress berubah menjadi Monggol Pencerah Stress, terkenal sebagai komedian stand-up comedian papan atas.***