Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir Al-Qur’an.
Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:
هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Indofood Juli 2022, Simak Formasi dan Persyaratan yang Harus Dipenuhi
Nabi pun bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910).
Setelah Nabi berhijrah ke Madinah pun beliau juga mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT Dua Kelinci Juli 2022, Butuhkan Satu Tenaga Kerja Saja dengan Minimal Lulusan S1
Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:
مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ