Didominasi Tanah Longsor, Bencana di Kota Sukabumi Meningkat Tajam Periode 2021: Dipicu Cuaca Ekstrem

- 4 Januari 2022, 18:08 WIB
Petugas BPBD Kota Sukabumi tengah mengevakuasi warga tertimpa bencana. Kini Kota Sukabumi dinyatakan darurat bencana dan tanah longsor
Petugas BPBD Kota Sukabumi tengah mengevakuasi warga tertimpa bencana. Kini Kota Sukabumi dinyatakan darurat bencana dan tanah longsor /Manaf muhammad/
 
 
MEDIA PAKUAN - Berdasarkan hasil assessment Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi sepanjang tahun 2021 frekuensi kejadian bencana di wilayah Kota Sukabumi meningkat dari tahun sebelumnya.
 
Hal itu diperoleh dari data yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi melalui Sistem  informasi Elektronik  Data  Bencana (SiEdan) kurun waktu 1 Januari hingga 31 Desember 2021.
 
Jumlah pada periode 2021 sebanyak 217 kejadian bencana di Kota Sukabumi atau lebih banyak dari tahun 2020 dengan jumlah 199 kejadian bencana.
 
 
Total kerugian yang ditimbulkan dari bencana mencapai Rp 9.205.135.350 dengan luas area terdampak 54,70 ha.
 
Selain itu korban jiwa yang jatuh sebanyak dua orang dari total 194 KK yang terdampak dengan keterangan 5 orang mengungsi.
 
Sementara bangunan yang terdampak sejumlah 452 unit dengan rincian 21 unit rusak berat, 66 unit rusak sedang, dan 365 unit rusak ringan.
 
 
Selain itu bulan November merupakan periode yang mengalami bencana paling banyak dengan total 58 kali sementara pada bulan Agustus yang paling sedikit terjadi yakni 7 kali kejadian bencana.
 
"Cuaca Ekstrem dan Longsor paling mendominasi masing masing 74 kali dan 70 kali dan terendah Gempa Bumi 2 kali. Agregat nilai kerugian yang terbesar berasal dari jenis Kebakaran Rp  3.747.500.000 prakiraan luas area  terdampak 0,26 ha," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Selasa 4 Januari 2021.
 
Dia mengatakan disusul dengan  taksiran kerugian banjir mencapai Rp   2.113.550.000  dan prakiraan luas area terdampak 52,89 ha.
 
 
Berdasarkan wilayah kecamatan, Gunungpuyuh merupakan yang paling marak terjadi dengan jumlah kejadian 47 kali diikuti Lembursitu 40 kali, Cikole 36 kali, Warudoyong 28 kali, Citamiang 25 kali, Cibeureum 20 kali, dan Baros 19 kali.
 
"Paling tinggi dari kelurahan Karang Tengah kecamatan Gunung Puyuh, sementara kelurahan Gunung Parang dan Cikole nihil aduan dari warga," ucapnya.
 
Sementara kejadian bencana paling banyak adalah Cuaca ekstrem sebanyak 74 kali, tanah longsor 70 kali, banjir 40 kali, kebakaran 27 kali, puting beliung 4 kali, dan gempa bumi yang dirasakan di seluruh kecamatan sebanyak 2 kali.
 
 
Dalam menangani tingginya jumlah bencana pada periode 2021, BPBD Kota Sukabumi melakukan sejumlah penanggulangan mulai dari pra hingga pasca kejadian bencana.
 
Salah satunya memberikan Rumah Tesa (Tempat Evakuasi Sementara) yang diperuntukkan bagi korban terdampak kejadian bencana yang tempat tinggalnya rusak.
 
Selain itu menyebarluaskan informasi bencana dan peringatan dini kepada masyarakat serta mesiagakan personil Satuan Tugas dan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana untuk antisipasi laporan aduan yang masuk.
 
 
Tahun 2022 diharapkan warga Kota Sukabumi dapat lebih sadar akan bencana dan dapat melakukan mitigasi untuk mengurangi risiko bencana.
 
Termasuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x