Rayuan Maut Prabowo - Gibran, akankah PDIP Gagal jadi Oposisi?

- 31 Maret 2024, 14:55 WIB
Arsip foto - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Prabowo Subianto mengisi masa tenang dengan memasak makanan favorit Megawati di Kebagusan, Jakarta, Selasa (7/7/2009).*
Arsip foto - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Prabowo Subianto mengisi masa tenang dengan memasak makanan favorit Megawati di Kebagusan, Jakarta, Selasa (7/7/2009).* /FOTO ANTARA/Khijul/ed/mes.

MEDIA PAKUAN - Sejumlah elite PDI Perjuangan (PDIP) telah melempar sinyal bahwa partai berlambang banteng moncong putih itu akan jadi oposisi alias berada di luar pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Niat calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto untuk membangun koalisi besar sebagaimana era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) periode kedua kian jelas. Setelah merayu NasDem hingga mengajak Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk bergabung dengan koalisi Parpol pendukung Prabawo -Gibran.

Wacana pertemuan antara Capres terpilih Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri membuka manuver politik baru.

PDIP yang sebelumnya sudah tegas akan jadi oposisi, mulai dirayu gabung dalam koalisi besar Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Apakah PDIP bakal tergoda?

Baca Juga: Lagi-lagi Fahmi Diusung PKS, Calon Kuat Pilwalkot Sukabumi 2024: Bisakah Abaikan Efek Pilpres?

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku pihaknya tidak mempersoalkan pertemuan Prabowo-Mega. Airlangga bilang, Golkar terbuka bila Banteng memang berniat gabung koalisi.

“Partai Golkar terbuka,” kata Airlangga dalam acara peringatan Nuzulul Quran dan buka puasa bersama partai Golkar di Jakarta, Jumat (29/3/2024).

Airlangga memahami Prabowo ingin merangkul semua pihak. Termasuk pihak yang dikalahkannya di Pilpres 2024. "Pak Prabowo akan menjadi Presiden seluruh rakyat Indonesia baik yang memilih atau tidak memilih, itu bagian pembicaraan Pak Prabowo," ujar Airlangga.

Lagipula, menurut Menko Perekonomian itu, dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk menyongsong bonus demografi. Terutama, dalam menjaga stabilitas politik 10 tahun ke depan. Sehingga, manfaat bonus demografi dapat terealisasi.

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: ANTARA Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x