MEDIA PAKUAN- Akhirnya, terungkap inspirator membuat bambu runcing seorang ulama berasal dari Desa Parakan, Kecamatan Parakan, Kabupaten Tumenggung, Jawa Tengah. Yakni, Kyai Seobehi.
Hal tersebut terungkap setelah melakukan serangkaian penelusuran sejumlah berkas dan dokumen bersejarah dalam pameran 75 Pusaka Perjuangan dan Pahlawan KH Ahmad Sanusi di Aula Pesantren Dzikir Al Fath, Kota Sukabumi.
"Beliau bukan berasal dari Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. Tapi berasal dari Desa Parakan, Kecamatan Parakan, Kabupaten Tumenggung, Jawa Tengah. Kecamatan yang terletak di lereng Gunung Sindoro-Sumbing," kata Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana.
Fajar Laksana mengatakan keberadaan bambu runcing tersebut, dibawa ke Sukabumi dipergunakan para pejuang untuk alat perjuangan melawan penjajah Belanda.
Bambu runcing dihibahkan ke musium pesantren Dzikir Al Fath, disela-sela pameran memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan-75. Kegiatan kali ini, dihadiri Komandan Distrik Militer (Dandim) 0607, Kota Sukabumi, Letnan Kolonel, Danang Prasetyo membuka pameran tersebut.
"Mereka datang tidak hanya menyerahkan berkas dokumen mengenai selak beluk bambu runcing. Tapi menyerahkan sehelai Bendera Merah Putih yang warnanya telah pudar terpancang pada sebilah bambu runcing,
Fajar Laksana mengatakan akan melakukan serangkaian penelitian terkait mengenai dua benda yang dihibahkan dari keluarga Raden Sumawinata dan Abu Hasan. Bambu runcing dan Bendera Merah Putih yang diduga merupakan peninggalan saat perang kemerdekaan melawan penjajah.
"Bendera Merah Putih yang sebelah sisinya terdapat tanda tangan Presiden RI, Soekarno dan Bambu Runcing merupakan peninggalan orangtua mereka," katanya.
Baca Juga: Bendera Merah Putih Berkibar Diperut Bumi, Spelcabumi Suarakan Hentikan Eksploitasi Kawasan Buniayu
Kedua benda bersejarah itu, kata Fajar Laksana, kini telah berada di salah sudut lorong musium di pesantren. Kedua benda tersebut merupakan peninggalan para pejuang yang gugur di Palagan Bojongkokosan.
" Benda bersejarah ini, akan kita gunakan sebagai penelitian. Kita simpan di musium agar para pelajar yang datang ke musium dapat melihat bambu runcing dan bendera semasa perjuangan," katanya.
Fajar Laksana mengatakan naskah asli bambu runcing ditulis tangan para pendahuku Keluarga Pejuang Seomawinata dan Abu Hasan.
Naskah tentang bambu runcing bertulisan berbahasa Indonesia. Diantara isi Naskah tersebut.
ASAL USUL BAMBU RUNCING
Bambu runcing berasal dari Kyai Seobihi seorang ulama Parakan.
Kyai Soebehi menyuruh kepada para pejuang untuk mencari bambu wulung sebanyak mungkin yang akan dijadikannya senjata. Setelah bambu itu di buat runcing. Kyai Soebehi mendokan bambu bambu tersebut untuk dijadikanya senjata Sakti.***