Jerman Tidak Akan Memaafkan AS atas Sabotase Nord Stream, Rusia Bisa Menyerang Infrastruktur AS

- 2 Oktober 2022, 21:35 WIB
Peta yang menunjukan aktivitas Angkatan Laut AS berada di Laut Baltik
Peta yang menunjukan aktivitas Angkatan Laut AS berada di Laut Baltik /Twitter@AZmilitary1/

MEDIA PAKUAN - Jerman tidak akan pernah memaafkan Amerika Serikat, terlepas dari apakah Sabotase Nord Stream itu sebuah keputusan politik atau bukan.

Hal tersebut dikatakan oleh penulis National Review, Antonio Wright. Dalam artikelnya ia menyebut keterlibatan Washington akan membawa perselisihan babak baru dalam hubungan Gedung Putih dengan sekutunya terutama dengan Jerman.

Menurutnya Moskow akan mulai memperlakukan AS sebagai musuh yang terlibat langsung, sementara sebelumnya hanya memasok senjata tidak berperang langsung.

 

Ia menambahkan jika AS terbukti bertanggung jawab atas masalah tersebut, Rusia bisa membalas hal serupa terhadap infrastruktur Amerika.

Dari sudut pandang ekonomi dan geopolitik, Jerman tidak akan mampu menahan tekanan  publik. Belum lagi negara itu tengah menghadapi cuaca yang sangat dingin.

Denmark dan Swedia, dalam suratnya kepada PBB, mengatakan bahwa kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 dapat berdampak negatif terhadap iklim

Sementara itu menurut mantan penasihat senior Pentagon, Kolonel Douglas McGregor serangan terhadap Nord Stream bisa saja dilakukan oleh AS atau Inggris.

McGregor menjelaskan dengan desain pipa yang sangat kuat memerlukan ratusan kilogram TNT untuk merusak jaringan Nord Streams.

Dalam postingan Twitter @AZmilitary1 disebutkan bahwa detasemen ekspedisi kapal Angkatan Laut AS yang dipimpin oleh kapal serbu amfibi USS Kearsarge beberapa hari yang lalu berada di Laut Baltik.

USS Kearsarge terdeteksi berada di jarak 30 km dari lokasi sabotase pada pipa gas Nord Stream-1 dan 50 km dari ulir pipa gas Nord Stream-2.

Membentang sejauh 1.200km di bawah Laut Baltik dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke timur laut Jerman.

Pipa Nord Stream 1 terdiri dari dua cabang paralel, sudah tidak mengalirkan gas sejak Agustus, ketika Rusia menutupnya untuk pemeliharaan.

Sementara itu pipa kembarnya, Nord Stream 2, dihentikan setelah dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.

Ledakan sabotase terjadi pada malam 26 September 2022, hingga menimbulkan gempa 2,3 dan 2,1 skala Richter.

Insiden  yang dapat mempengaruhi iklim dan Laut Baltik karena emisi gas rumah kaca yang signifikan.

Para ilmuwan sedang mencoba menghitung jumlah metana dari kebocoran di Nord Stream, yang dilepaskan ke atmosfer karena bisa menimbulkan bencana iklim. ***

 

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: National Review Twitter@AZmilitary1


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x