Ngeri! Ratusan Wanita di Jepang Melakukan Ini Akibat Pandemi Covid 19

- 3 Agustus 2021, 08:24 WIB
Sinyal Peringatan Darurat, 603 Wanita di Jepang Melakukan Bunuh Diri Akibat Pandemi Covid 19
Sinyal Peringatan Darurat, 603 Wanita di Jepang Melakukan Bunuh Diri Akibat Pandemi Covid 19 /Ilustrasi Pixels/

MEDIA PAKUAN - Tingginya kasus bunuh diri diakibatkan pandemi virus Corana sangat menghkhawatirkan dikalangan wanita di Jepang.

Menurut data baru-baru ini sebanyak 603 wanita yang melakukan bunuh diri pada bulan Mei 2021.

Yang artinya naik 21 % dari bulan yang sama tahun lalu. Data tahun ke tahun kini naik untuk 12 bulan berturut-turut, yang merupakan tren suram yang mencerminkan kesulitan ekonomi akibat pandemi virus korona.

Baca Juga: 7 Manfaat Daun Saga Cegah Batuk Akibat Virus Covid-19, Hemat dan Praktis Dimasa PPKM Level 4 Diperpanjang

Melansir dari Reuters badan pemerintah yaitu Biro Kesetaraan Gender menggarisbawahi sinyal peringatan dalam laporan darurat Oktober tahun lalu.

Dikatakan, pandemi memperburuk faktor-faktor risiko seperti kurangnya peluang kerja dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dapat mengakibatkan kenaikan dalam bunuh diri oleh wanita.

Periode status keadaan darurat berdampak berat khususnya terhadap wanita, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai pegawai tidak tetap.

Baca Juga: Jungkook BTS Sebulan Lagi Rayakan Ulang Tahun, Gedung HYBE Dipenuhi Spanduknya

Ini karena restoran dan hotel diminta untuk tutup. Menurut survei yang dilakukan oleh Institut Riset Nomura, 29% wanita yang bekerja paruh waktu mengalami pemangkasan giliran kerja selama pandemi.

Sejumlah 13% di antaranya mengalami pemotongan jam kerja hingga lebih dari separuhnya.

Meskipun para pria juga terdampak parah, efeknya lebih sedikit terlihat. Survei Nomura itu mengategorikan orang-orang yang jam kerjanya telah dikurangi lebih dari separuhnya selama pandemi tanpa bentuk kompensasi apa pun .

Baca Juga: 3 Zodiak Ini, Denny Darko Ramalkan Mendadak akan Lebih Kaya Di Bulan Agustus

Tingginya pengguran berakibat orang dilanda stres hingga sekitar satu juta wanita masuk dalam kategori ini. Sementara bagi pria, jumlahnya lebih rendah yaitu 434.000.

Menurut konsultan senior Nomura Takeda Kana, mengatakan banyak yang harus di perbaiki dalam kondisi pekerja wanita, terutamaa paruh waktu.

“Ada kebutuhan mendesak untuk memperbaiki kondisi pekerjaan bagi wanita,” kata Takeda

“Hal tersebut seharusnya tidak hanya melalui berbagai langkah yang terutama ditujukan kepada pria. Kita perlu kebijakan spesifik bagi wanita kalau ingin mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan.”***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x