Bukan Sekedar Film: Exhuma Sisi Lain Sejarah Kelam Korea dan Jepang

- 16 Juni 2024, 11:55 WIB
Bukan Sekedar Film: Exhuma Sisi Lain Sejarah Kelam Korea dan Jepang
Bukan Sekedar Film: Exhuma Sisi Lain Sejarah Kelam Korea dan Jepang // Soompi/

MEDIA PAKUAN - Film Exhuma (2024) bukan sembarang film, film bergenre okultisme asal Negeri Gingseng Korea Selatan ini menjadi perbincangan publik.

Exhuma Mengisahkan cerita rakyat Korea Selatan yang dibalut dengan unsur spiritual, mistis dan ilmu sihir yang kuat di era kekuasaan Jepang.

Diperankan oleh beberapa aktor ternama seperti Kim Go Eun, Lee Do Hyun, Choi Min Sik, dan Yoo Hee Jin.

Sejarah dan kisah mitos tersebut memiliki peran penting lewat beberapa simbol sebagai petunjuk (hint) terhadap sejumlah misteri yang dihadapi oleh karakter utama.

Film ini bisa dikatakan cukup mengulas sejarah dan mitos dari urban legend untuk memperkaya pengalaman menonton dengan dimensi kebudayaan yang penuh misteri.

Baca Juga: Diangkat Menjadi Film: Kisah Pria Jepang Berjuang Cari Jasad Sang Istri Pasca Tsunami Hampir 13 Tahun

Exhuma bercerita tentang dukun muda bernama Hwa-rim (diperankan Kim Go-eun) dan Bong-gil (diperankan Lee Dohyun) yang mendapatkan panggilan dari keluarga Park untuk menyelamatkan bayi yang menangis terus-menerus saat baru lahir.

Saat pengintai, Hwa-rim menemukan bahwa ada bayangan gelap yang menghantui keluarga mereka, membuat mereka terpaksa mengungkap kuburan sang kakek buyut, dan meminta bantuan peramal fengshui bernama Kim Sang-deok untuk bekerja sama.

Setelah melakukan pembongkaran kuburan, sesuatu yang jahat terlepas, dan mengecewakan banyak orang pada keluarga Park.

Di balik cerita yang menegangkan tersebut, ternyata film ini merupakan kisah nyata dari sejarah Korea - Jepang selama perang.

Pada plot kedua, jalan cerita Exhuma tidak lagi membahas keluarga bayi yang ingin diselamatkan. Tetapi menceritakan Siluman yang berkaitan dengan sejarah Korea dan Jepang pada masa penjajahan dahulu.

Dalam cerita, muncul siluman Jepang yang memiliki tubuh besar mengerikan, di mana plot ini mengambil latar belakang abad ke-16 pada saat Samurai Jepang melakukan invasi ke dataran Korea.

Pada saat itu, wilayah Korea Raya berada di kekuasaan Jepang, yang mana belum mengalami pembagian wilayah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara.

Di masa itu, terdapat seorang jenderal Jepang yang terkenal akan kehebatannya. Namun sayangnya, pada saat Jenderal tersebut bertugas, Jepang mengalami kekalahan dalam pertempuran melawan Korea.

Di film ini, pada era konflik antara Korea dan Jepang, pertempuran tidak hanya menggunakan senjata api semata, tetapi juga melibatkan aspek supernatural atau yang dikenal sebagai ilmu hitam. Ilmu hitam ini umumnya dipraktikkan oleh para biksu.

Baca Juga: Agar Tidak Takut: Tips Menonton Film Horor yang Sehat

Salah satu biksu yang sangat dihormati dan dianggap memiliki keahlian luar biasa oleh pihak Jepang adalah Biksu Gisune. Nama asli Biksu ini adalah Murayama dan ia terkenal sebagai ramalan legendaris di kalangan dukun Korea.

Exhuma bercerita tentang dukun muda bernama Hwa-rim (diperankan Kim Go-eun) dan Bong-gil (diperankan Lee Dohyun) yang mendapatkan panggilan dari keluarga Park untuk menyelamatkan bayi yang menangis terus-menerus saat baru lahir.

Saat pengintai, Hwa-rim menemukan bahwa ada bayangan gelap yang menghantui keluarga mereka, membuat mereka terpaksa mengungkap kuburan sang kakek buyut, dan meminta bantuan peramal fengshui bernama Kim Sang-deok untuk bekerja sama.

Setelah melakukan pembongkaran kuburan, sesuatu yang jahat terlepas, dan mengecewakan banyak orang pada keluarga Park.

Di balik cerita yang menegangkan tersebut, ternyata film ini merupakan kisah nyata dari sejarah Korea - Jepang selama perang.

Baca Juga: Terlalu Sering : Pengaruh Buruk Nonton Film Horor bagi Kesehatan Mental hingga Bunuh Diri

Plot kedua menceritakan sejarah kelam Korea dan Jepang

Pada plot kedua, jalan cerita Exhuma tidak lagi membahas keluarga bayi yang ingin diselamatkan. Tetapi menceritakan Siluman yang berkaitan dengan sejarah Korea dan Jepang pada masa penjajahan dahulu.

Dalam cerita, muncul siluman Jepang yang memiliki tubuh besar mengerikan, di mana plot ini mengambil latar belakang abad ke-16 pada saat Samurai Jepang melakukan invasi ke dataran Korea.

Pada saat itu, wilayah Korea Raya berada di kekuasaan Jepang, yang mana belum mengalami pembagian wilayah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara.

Di masa itu, terdapat seorang jenderal Jepang yang terkenal akan kehebatannya. Namun sayangnya, pada saat Jenderal tersebut bertugas, Jepang mengalami kekalahan dalam pertempuran melawan Korea.

Perang tidak hanya memakai metode senjata api, tetapi juga dengan ilmu hitam

Di film ini, pada era konflik antara Korea dan Jepang, pertempuran tidak hanya menggunakan senjata api semata, tetapi juga melibatkan aspek supernatural atau yang dikenal sebagai ilmu hitam. Ilmu hitam ini umumnya dipraktikkan oleh para biksu.

Salah satu biksu yang sangat dihormati dan dianggap memiliki keahlian luar biasa oleh pihak Jepang adalah Biksu Gisune. Nama asli Biksu ini adalah Murayama dan ia terkenal sebagai ramalan legendaris di kalangan dukun Korea.

Baca Juga: Film The Strangers: Chapter 1’: Horor Murahan dengan Protagonis yang Membuat Anda Stres

Terjadi sebuah ritual untuk menghukum Jendral

Ketika jenderal Jepang tersebut dikalahkan oleh Korea, para biksu tersebut mengadakan sebuah ritual untuk menghukum sang jenderal dengan cara memasukan pasak besi ke dalam tubuh jenderal tersebut.

Penjajah Jepang yakin bahwa pasak besi tersebut akan membawa kesialan, kutukan, dan energi negatif di Korea. Pasak itu juga menandakan bahwa wilayah tersebut, yang dikatakan sebagai “punggang harimau” (perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara), masih tetap dimiliki oleh Jepang.

Sang jenderal dikubur dalam bentuk vertikal (ke arah atas) karena dijadikan sebagai pasak. Ketika ada yang mengganggu pasak tersebut, maka akan dibunuh oleh jenderal atau siluman pasak.

Hal tersebutlah yang membuat fengshui, Kim Sang-deok khawatir ketika menemukan pasak besi ditemukan di kuburan yang digali, ia sangat takut pasak besi tersebut dapat membawa kutukan, seperti yang dialami keluarga Park.

Dikisahkan bahwa kakek buyut dari keluarga Park dimakamkan di atas makam jenderal Jepang. Kakek ini sebelumnya dianggap sebagai raja di wilayah tersebut, namun kemudian terbukti melakukan pengkhianatan dengan berpihak kepada Jepang. Fakta ini sengaja disembunyikan oleh keluarga Park dari dukun Hwa-rim dan teman-temannya.

Baca Juga: Kaum Rebahan Ada Info terbaru, Akan Tayang Film Peaky Blinders, Ini Sekuel Infonya

Saat itu, biksu kepercayaan kakek buyut kebetulan adalah Biksu Gisune, yakni Biksu Jepang. Saat meninggal, sebenarnya kakek buyut bukan dikuburkan di atas makam jenderal.

Namun kala itu, Biksu Gisune menyarankan untuk memindahkan makamnya, tepat di atas pasak besi tersebut, yang menjadikan pemakaman ganda. Hal inilah yang menyebabkan keturunan kakek buyut mendapatkan teror.

Ada alasan dibalik Biksu Gisune memindahkan makam kakek buyut di atas jenderal Jepang , yaitu untuk mencegah orang lain mencabut pasak besi yang telah dimasukkan ke dalam tubuh Jenderal tersebut.

Di sini, Biksu Gisune hanya memikirkan Tanah Airnya saja, namun tidak memikirkan dampaknya terhadap keturunan keluarga kakek buyut.

Dampak dari tindakan tersebut roh menyebabkan kakek buyut menjadi dendam, yang kemudian membuat roh-nya ingin membunuh satu orang keturunannya, termasuk bayi yang baru lahir.

Film Exhuma menampilkan betapa kejamnya pemerintahan Jepang terhadap Korea pada masa tersebut. Bahkan, kakek buyut dari keluarga Park terlibat dalam pengkhianatan terhadap negaranya sendiri, yang pada akhirnya ia dikhianati juga dan menjadi korban dari tindakan Biksu Gisune dan berdampak pada keturunannya.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah