Ancaman Tsunami 20 Meter di Perairan Sukabumi. Ini yang Harus Dilakukan Warga

- 28 September 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Bencana Tsunami.
Ilustrasi Bencana Tsunami. /dimitrisvetsikas1969/Pixabay

MEDIA PAKUAN - Hasil riset ITB menunjukan bencana tsunami setinggi 20 meter berpotensi melanda perairan Sukabumi karena termasuk dalam Zona Megathrust.

Jika hasil riset ini menjadi kenyataan, maka warga yang bermukim di sepanjang perairan Selatan Sukabumi berada dalam situasi berbahaya.

Terlebih lagi empat dari delapan alat Tsunami atau Tsunami Warning System (TWS) yang tersebar di sepanjang perairan tersebut tak lagi berfungsi.

Artinya warga di pesisir Sukabumi akan terlambat untuk mendapatkan peringatan akan adanya ancaman bencana tsunami, bahkan  dimungkinkan mereka tidak akan megetahuinya.

Baca Juga: Sepekan 45 Warga Kabupaten Sukabumi Positif Mengidap COVID-19

"Ada delapan TWS, itupun seluruhnya sempat mengalami kerusakan, setelah diperbaiki kini hanya empat unit yang berfungsi," kata Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasional BPBD Kabupaten Sukabumi.

Seluruh alat tersebut tersebar di perairan Sukabumi sepanjang 117 Km yang mencakup 15 kecamatan, mulai dari Kecamatan Tegalbuleud hingga Kecamatan Palabuhanratu.

Sementara itu untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana tsunami, sejak tahun 2013 silam Pemkab Sukabumi telah membuat jalur evakuasi di daerah rawan.

Baca Juga: Rossi Kepeleset di Lap ke-16 MotoGP Catalunya

Pemetaan pemda setempat, daerah rawan tsunami itu diantaranya Kecamatan Palabuharatu, Cisolok, Simpenan, Ciracap, Cibitung, Ciemas, Surade dan Kecamatan Tegalbuleud.

Langkah yang harus dilakukan warga setelah adanya peringatan tsunami, maka segera menuju jalur evakuasi sebagai lintasan menuju dataran tinggi.

Untuk warga Palabuhanratu dan sekitarnya, terdapat 15 jalur evakuasi yang harus dituju setelah adanya peringatan akan adanya bencana tsunami.

Baca Juga: Potensi Tsunami BPBD Kabupaten Sukabumi Siagakan TWS di Seluruh Pesisir Palabuhanratu

Diantaranya jalur evakuasi yang berada di Desa Citepus yakni di Jalan Gunung Butak, Jalan  Cibolang, Jalan Batu Lawang dan Jalan Simpang Cibodas-Citepus.

Selain memanfaatkan alat pendeteksi atau TWS, warga pesisir juga wajib mengetahui tanda-tanda akan terjadinya bencana tsunami.

Yakni diawali terjadinya gempa, air laut mengalami surut secara mendadak, adanya getaran tanah serta suara gemuruh ombak dan terjadinya perubahan prilaku pada hewan seperti anjig maupun burung.***

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x