Aktivis Lingkungan, Desak Polisi Ungkap Penyebab Bencana Banjir Bandang di Sukabumi

- 23 September 2020, 06:08 WIB
/
 
MEDIA PAKUAN-Sejumlah  aktivis lingkungan Sukabumi mendesak pihak Kepolisian Resort (Polres) Sukabumi untuk melakukan serangkaian investigasi.
 
Desakan pasca bencana banjir bandang menerjang tiga belas kampung, yang tersebar di Kecamatan Cicurug, Cidahu dan Kecamatan Parungkuda di Kabupaten Sukabumi.
 
Mereka berharap musibah bencana banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa  Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi dapat terungkap penyebab bencana terjadi. 
 
Langkah investigasi sangat perlu dilakukan pihak kepolisian untuk mengetahui penyebab bencana. Apalagi saat musibah bencana terjadi, guyuran hujan dikawasan Gunung Salak tidak begitu lebat.
 
 
Sehingga para aktivis mencurigai adanya penebangan hutan secara illegal yang menyebabkan tiga warga tewas dan ratusan rumah warga disana. 
 
"Demi Kemanusiaan, kami mendesak agar kepolisian melakukan investigasi. Diantaranya, mengungkap penyebab bencana yang menimbulkan korban jiwa. Hingga ratusan warga harus mengungsi" kata Aktivis Lingkungan Sukabumi, Andi Supriyadi. 
 
Kecurigaan semakin bertambah, kata Andi Supriyadi ketika material banjir yang menghantam dan memporakporankan rumah warga. Tidak hanya lumpur, batu dan air sungai.
 
Tapi material banjir bandang Sungai yang menyebabkan sungai  Citarik-Cipeuncit setinggi air ± 5-6 meter terdapat bongkahan pohon yang dicurigai baru ditebang. 
 
 
"Bongkahan dan gelondongan pohon itulah yang menyumbat  sehingga air sungai meluap dalam waktu bersamaan, " katanya. 
 
Andi Supriyadi mengatakan langkah investigasi bisa melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Pengelola Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Apalagi sesuai SK Menteri Kehutanan No 175/Kpts-II/2003, kawasan Gunung Halimun Salak.
 
" Sepatutnya pihak terkait, bisa memberi keterangan yang rasional dan empiris terkait penyebab terjadinya banjir  bandang. Langkah ini, berguna untuk langkah dan tahap perbaikan kedepannya, agar hal serupa tidak tejadi lagi," katanya. 
 
 
Sebelumnya, Bupati Sukabumi, Marwan Hamami mendukung pihak kepolisian akan melakukan investigasi terkait banjir bandang  di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
 
Hal tersebut diungkapkan Marwan Hamami saat meninjau lokasi bencana banjir bandang di kampung Nyangkowek RW 123/ 06 Desa Mekarsari, dan Kampung Cibuntu Desa pasawahan Kecamatan Cicurug. 
 
"Kalau dilihat dari curahan hujan tidak begitu tinggi ini mungkin ada yang terganggu secara ekosistem, ini harus menjadi perhatian bersama" katanya.
 
 
Hanya saja, Marwan Hamami mengatakan banyak kemungkinan penyebab terjadinya bencana ini. Mulai dari pembanguna rumah di bantaran sungai, membuang sampah dan bahan material ke sungai hingga terjadi penyempitan aliran air hingga terjadi luapan.
 
"Banyak berbagai dugaan bisa saja terjadi. Kami berharap bencana serupa tidak terulangkembali," katanya. 
 
BPBD Kabupaten Sukabumi merelis dampak bencana banjir bandang  mendata bencana banjir  telah menerapkan ratusan rumah warga yang tersebar di 12 desa tersebar 3 Kecamatan. 
 
Banjir bandang luapan air sungai Citarik- Cipeuncit dengan ketinggian air ± 5-6 meter meredam  rumah warga di Kecamatan Cicurug.
 
 
Di Kampung Cipari, Desa Cipari sebanyak 40 unit rumah terendam. AKibatnya, 40 KK atau  120 Jiwa terdampak. Bahkan kendaraan roda 2 maupun 4 terbawa hanyut. 
 
Di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan sebanyak ± 200 Unit rumah terendam sehingga 210 KK terdampak. Sementara di Kampung Aspol, Desa Cicurug  4 unit rumah terbawa hanyut. Kini  KK / 16 Jiwa terdampak.
 
 
Adapun di Kampung Nyangkowek, Desa Mekarsari sebanyak 10 Unit rumah terendam. Akibatnya, 10 KK / 40 Jiwa terdampak
 
Kampung Lio, Desa Mekarsari sebanyak  30 Unit rumah terendam 30 KK / 90 Jiwa terdampak. Sedangkan di Perum Setia Budi, Desa Bangbayang  terdata 5 Unit rumah terendam  5 KK / 15 Jiwa terdampak. 
 
Sedangkan di Kecamatan Parungkuda, banjir bandang menerjang warga Bojong Astana, Desa Langesarai, Kampung Bantar DI Desa Kompa.
 
 
Selain enam unit rumah, satu unit mushola  juga tiga jembatan terserap banjir," kata Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasional, BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna. 
 
Di Kecamatan Cidahu,  kata Daeng Sutisna banjir bandang merendam sembilan belas  rumah warga di Bojong Astana, Desa Babakan pari,  Kampung bantar Pondok laso, Desa Podokkaso Tonggoh, Desa Jayabaktia Kmpung Cibojong dan di Desa Cidahu. 
 
" Di Kecamatan Cidahu sebanyak tujuh jembatan penghubung hanyut terbawa arus sungai," katanya.***

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x