Miris! Hasil Survei Kedai Kopi Terungkap Insentif PPnBM Tidak Diminati Masyarakat, Simak Hasilnya

- 14 Maret 2021, 12:11 WIB
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan kebijakan PPnBM Mobil 2021.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan kebijakan PPnBM Mobil 2021. /Kemenko Perekonomian



MEDIA PAKUAN - Industri otomotif merupakan salah satu industri yang paling berdampak selama terjadinya pandemi wabah virus corona di Indonesia.

Salah satu buktinya adalah terlihat dari segi penjualan, pada bulan Maret 2020 hanya terjual sebanyak 17.000 unit saja
 
Padahal dari yang biasanya penjualan di tahun-tahun sebelumnya mencapai 90.000 unit.

Untuk meningkatkan kembali geliat industri otomotif yang terdampak pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan relaksasi dengan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
 
 
Baca Juga: DIBAJAK! Pesawat Susi Air Dikuasai KKB di Puncak Papua Kapolres I Nyoman Punia: Hanya Didatangi

Kebijakan ini dinilai sebagai langkah yang sangat positif untuk mendorong industri otomotif agar dapat kembali bergeliat selama ataupun setelah pandemi Covid-19 usai.

Insentif PPnBM ini juga diakui oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai kebijakan yang positif serta dapat diterapkan secara adil bagi masyarakat.

Seperti yang diungkapkan oleh lembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama singkatan KedaiKOPI.


Dalam release yang dilansir dari situsnya, hasil survei KedaiKOPI menunjukkan, kebijakan relaksasi insentif PPnBM dinilai masyarakat sudah adil.
 
 
Baca Juga: Buntut Video Viral Guru Dimarahi Perangkat Desa Sukabumi, Kades Diserang Netizen

Hasilnya sekitar 74,9 persen menyatakan kebijakan insentif PPnBM sudah adil. Dan,
Sekitar 7,1 persen menyatakan tidak adil, serta 18 peesen lainnya menyatakan tidak tahu.

Kendati demikian, ternyata tidak membuat masyarakat tertarik untuk membeli mobil. Survei tersebut juga menunjukkan 99,2 persen responden menolak membeli mobil baru selama diberlakukan insentif PPnBM.

Direktur Lembaga Survei KedaiKOPI Latifani Halim menyebut publik melihat kebijakan insentif PPnBM adalah sebuah kebijakan yang adil dalam upaya meningkatkan geliat industri otomotif.

"Namun karena pandemi pula publik cenderung menahan diri mengeluarkan uang mereka untuk membeli mobil baru meski ada kebijakan relaksasi PPnBM ini," ujarnya.

Di sisi lain, sambung Latifani, sebanyak 0,8 persen responden lainnya menyebut akan beli mobil saat kebijakan PPnBM diberlakukan oleh pemerintah.

Mereka memilih untuk membeli mobil pada saat periode bulan Juni hingga Agustus, dengan responden sekitar 33,3 persen. dan sebanyak 66,7 persen pada priode September hingga Desember.

Menurutnya hal ini wajar, karena tren pembelian barang mewah seperti mobil akan kembali bergeliat dan biasa meningkat setelah bulan Ramadhan dan Lebaran.

"Yang dimana saat-saat itu konsumsi rumah tangga akan lebih meningkat dibandingkan waktu pada bulan-bulan yang lainnya," terang Latifani.

Ia mengatakan, dukungan yang tinggi dari masyarakat terhadap kebijakan Relaksasi PPnBM menunjukkan kebijakan insentif seperti ini dapat meringankan masyarakat apalagi dimasa pandemi seperti saat ini.

Dasar pemerintah memberlakukan kebijakan tersebut untuk menggenjot sirkulasi perekonomian nasional terutama disektor otomotif agar kembali bergeliat setelah terpuruk karena terdampak pandemi.

"Jika kebijakan PPnBM ini berhasil, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor lainnya karena mendorong meningkatkan konsumsi rumah tangga," pungkasnya.***







 

Editor: Ahmad R

Sumber: Kedaikopi.co


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x