Catatan Buku Persib Undercover, Dua Momen Berkesan Dalam Sejarah Persib Bandung

- 1 Agustus 2020, 21:32 WIB
PERSIB.*/persib.co.id /null
PERSIB.*/persib.co.id /null /

MEDIA PAKUAN - Tahun 1990 menjadi masa keemasan bagi Persib. Tim berjuluk Maung Bandung ini sukses menjuarai Perserikatan musim 1989/1990.

Kala itu pada laga final, Persib Bandung unggul mengalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-0 di laga final.

Dalam buku Persib Undercover (2014) karya Aqwam Fiazmi Hanifan dan Novan Herfiyana, tercatat setidaknya ada dua momen berkesan saat Persib menjuarai Perserikatan musim itu.

Dikutip dari berita Pikiran-rakyat.com berjudul "Persib dalam Sejarah: 2 Momen Berkesan saat Juara Perserikatan 1990", inilah dua momen berkesan tersebut.

1. Suporter Tewas usai Gol Bunuh Diri

Kejadian ini bermula saat  Persib membuka keunggulan pada menit ke-6.
Gol untuk Persib tercipta karena gol bunuh diri yang dilakukan pemain belakang Persebaya, Subangkit.

Baca Juga: [VIDEO] Inspiratif! Limbah Korek Api Gas Dipoles Menjadi Replika Moge Seukuran Jari

Subangkit yang menguasai bola di lini belakang, bermaksud ingin melakukan operan ke kiper (backpass).

Namun, kiper Persebaya I Gede Putu Yasa posisinya terlalu maju ke depan sehingga tak sanggup menjangkau bola operan Subangkit. Putu pun hanya bisa memandang bola menggelinding masuk ke gawangnya.

Tragisnya, masih menurut catatan buku Persib Undercover (2014), satu di antara suporter Persebaya tewas di tribun penonton begitu gol bunuh diri tercipta.

Baca Juga: Ingin Tertawa Takut Dosa, Kok Bisa Jempol Kaki Kekeyi Terinjak Sapi

Suporter itu bernama Mulyono yang berusia 60 tahun. Mulyono tewas akibat serangan jantung, disinyalir karena terkejut dengan gemuruh suporter Persib saat menyambut gol pertama untuk Maung Bandung.

Persib pun menambah keunggulan pada menit ke-59 melalui Dede Rosadi. Kedudukan 2-0 bertahan hingga peluit akhir dibunyikan wasit.

2. Copet Rayakan Kesuksesan Persib

Puluhan ribu manusia berkerumun di jalan-jalan Kota Bandung merayakan kesuksesan Persib juara Perserikatan 1989/1990.
 
Kondisi banyaknya orang berkerumun tentu menjadi lahan basah bagi para copet.
 
Namun, alih-alih beroperasi, para pencopet justru memilih larut dalam perayaan juaranya Persib Bandung.

Baca Juga: Keamanan Laut China Selatan Memanas

Jangkrik, salah satu pencopet di Kota Bandung masa itu, mengajak rekan-rekannya sesama pencopet untuk menyewa mobil terbuka agar bisa ikut dalam kirab juara.
 
"Saya sudah sepakat dengan yang lain untuk tidak kerja hari ini," kata Jangkrik.
 
"Biasanya kondisi seperti ini tidak pernah dilewatkan (untuk mencopet), tapi khusus untuk hari ini kelompok kami libur, entah kalau kelompok yang lain," ungkapnya.
 
Hal serupa juga diungkapkan Dodo, pencopet yang biasa beroperasi di Jalan Jatayu.
 
Hari itu, Dodo memilih berkeliling Kota Bandung menggunakan motor bersama keluarganya, merayakan Persib juara.

Baca Juga: Alasan Keamanan Negara, Presiden Amerika Serikat Larang TikTok

"Saya juga tidak tahu kenapa saya tidak bernafsu untuk mencopet, padahal kalau beroperasi bisa panen besar," ungkap Dodo.
 
Di sisi lain, Polrestabes Bandung juga mengakui bahwa jumlah kriminalitas turun di Kota Bandung saat itu.
 
Kesuksesan Persib meraih juara pada tahun 1990 telah membawa berkah dengan berkurangnya kejahatan dan kasus kriminal di Kota Bandung.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x