Tanda Penghormatan BMN Untuk Fadli dan Fahri Disebut-sebut untuk Meredam Opini Kritis

- 12 Agustus 2020, 18:43 WIB
@fadlizon./Instagram
@fadlizon./Instagram /

MEDIA PAKUAN - Dua orang politisi kawakan, Fadli Zon dan Fahri Hamzah meraih tanda penghormatan Bintang Mahaputera Nararya dari pemerintah.

Pemberian tanda penghormatan tersebut langsung menuai beragam sorotan dari publik. Mereka mempertanyakan mengenai kriteria untuk memperoleh tanda jasa tersebut.

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), DR Ade Reza Hariyadi menilai pemberian tanda penghormatan Bintang Mahaputera Nararya kepada Fadli Zon dan Fahri Hamzah ini sebagai upaya mengurangi tekanan opini kritis publik terhadap pemerintah.

Baca Juga: [VIDEO] Kain Jumputan Ini Ternyata Hasil Kreasi Para Mantan Anggota Geng Motor di Kota Sukabumi

Demikian dilansir Media Pakuan dari rri.co.id dalam artikelnya berjudul "Jurus Jokowi Redam 'Mulut Pedas' Duo F".

"Asumsi saya mungkin bahwa pemerintah sedang membutuhkan situasi poltik, yang tenang kondusif, yang tidak terlalu banyak kritik, karena sedang menghadapi situasi kedaduratan terhadap pandemi covid, perlu lebih fokus. Diharapkan bahwa, upaya pemerintah merangkul dalam instrumen penghargaan ini dapat mengurangi tekanan opini publik yang kritis terhadap pemerintah," terang Ade kepada rri.co.id, Rabu (12/8/2020).

Ade menyebut, meski tokoh kritis terhadap pemerintah tidak hanya dua figur Fadhli dan Fahri, namun hal itu dapat menjadi alasan pemerintah, dalam hal ini presiden memberikan tanda jasa itu.

Baca Juga: Pelaku Usaha Mikro Dapat Kucuran Dana Bantuan Produktif Rp2,4 Juta. Ini Beberapa Kriterianya

"Karena pemerintah tidak mengumumkan apa yang menjadi kriteria objektif dalam pemberian anugerah itu, makanya publik bertanya-tanya alasan kredibel kenapa dua tokoh itu kemudian secara tiba-tiba dianugerahi bintang penghargaan oleh pemerintah. Makanya itu menjadi masuk akal jika dikaitkan dengan pemberian penghargaan kepada dua figur tersebut yang selama ini menjadi tokoh sentral dalam pembangunan opini kritis kepada pemerintah," jelasnya.

Menurut Ade, jika pemerintah tidak mau publik bertanya dan berasumsi, maka pemerintah perlu menjelaskan kriteria objektif pemberian anugerah tersebut.

"Ini yang perlu dijelaskan, sehingga publik tidak menduga-duga. Kok hanya karena dikritik, lalu mendapat penghargaan, ga cukup kredibel. Masih banyak yang lain yang kritis, misalkan Pak Rizal Ramli, saya kira cukup kritis, Pak Said Didu juga sangat kritis. INi harus transparan, sehingga tidak ada kesan motivasi subjektif pemerintah dalam hal ini presiden. Kalau tidak artinya orang akan berlomba-lomba mengkritik nanti," tutupnya.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menganugerahi Fadli Zon dan Fahri Hamzah penghargaan Bintang Mahaputera Nararya.

Baca Juga: Resmi Ditahan atas Kasus Pencemaran. Jerinx SID : Saya Tidak Punya Kebencian Personal Kepada IDI

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan, penghargaan tersebut akan diberikan Jokowi bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI.

"Dalam rangka HUT Proklamasi RI ke 75, 2020, Presiden RI akan memberikan bintang tanda jasa kepada beberapa tokoh dalam berbagai bidang," cuit Mahfud dalam akun Twitternya @mohmahfudmd seperti dikutip RRI, Senin (10/8/2020).

"Fahri Hamzah @Fahrihamzah dan Fadli Zon @fadlizon akan mendapat Bintang Mahaputra Nararya. Teruslah berjuang utk kebaikan rakyat, bangsa, dan negara," tambah Mahfud. ***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: RRI.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x