Isu Amplop Kyai! Suharso Monoarfa Dinilai Hina Kiai, Gus Miftah Meradang Tak Terima: Desak Minta Maaf

- 18 Agustus 2022, 19:08 WIB
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa didesak minta maaf
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa didesak minta maaf /Foto Twitter @Suharso_M/Twitter @Suharso_M


MEDIA PAKUAN - Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa baru baru ini memancing kekesalan kalangan pondok pesantren.

Dalam kegiatan pembekalan antikorupsi kepada para pengurus PPP beberapa waktu lalu.
 
Suharso Monoarfa mengatakan dalam sambutannya bahwa ada 'amplop kiai' yang harus diberikan dalam suatu kunjungannya ke sebuah pondok pesantren.
 
Baca Juga: Berhasil Raih Kemenangan, Bali United Merangkak Naik Ke Papan Atas Klasemen Sementara BRI Liga 1

Pernyataan Suharso Monoarfa itu sontak memantik amarah banyak tokoh agama tak terkecuali Gus Miftah.

Gus Miftah mempertanyakan ucapan Suharso Monoarfa itu karena akan menimbulkan kekisruhan publik terutama kalangan pondok pesantren.

"Maksud anda apa ya pak ketua umum partai yang terhormat @suharsomonoarfa?
 
Baca Juga: Tampil Di Hadapan Pendukung Sendiri, PSIS Semarang Berhasil Raih Kemenangan Tipis atas Persik Kediri

Statemen anda sangat menghina Marwah kyai dan pondok pesantren.

Dalam khazanah pesantren ada istilah tabarukan, yaitu ngalap berkah yang dilakukan oleh seorang santri atau jamaah kepada kyai, dengan salah satu caranya adalah silaturahmi atau sowan kepada kyai.
 
"Dalam silaturrohmi itu biasanya santri atau jamaah minta doa, minta nasehat atas problem dan hajatnya," kata Gus Miftah melalui akun Instagram-nya, Kamis 18 Agustus 2022.
 
Baca Juga: Akan Adakan TC Kembali, PSSI Targetkan Timnas Indonesia U-17 Masuk 5 Besar Pada AFC U-17 2023

Gus Miftah membantah pernyataan Suharso Monoarfa yang menyebutkan bahwa kyai selalu meminta imbalan apabila didatangi tokoh atau pejabat.

"Tidak ada permintaan kyai kepada para santri dan jamaah kalau sowan harus kasih amplop atau apapun, kl toh ada itu justru inisiatif dari santri atau jamaah yang sifatnya sukarela sebagai rasa mahabbah seorang santri kepada kyai," ucapnya.
 
Baca Juga: Info Pembelian dan Harga Tiket Laga Big Match PSM Makasar VS Arema Fc di Pekan ke-5

Lebih jauh Gus Miftah menyatakan, selama ini malah pejabat yang memanfaatkan kyai untuk kepentingan politiknya, bukan malah sebaliknya.

"Sdh menjadi kelaziman para tokoh politik memanfaatkan kyai untuk kepentingan politiknya, kyai selama ini hanya terkesan dimanfaatkan.
 
Kalau butuh mereka sowan kyai, selesai butuh nya kembali meninggalkan kyai. Persis seperti daun salam dan laos, kalau masak sayur dicari pertama kali, sayurnya matang daun salam dan laosya dibuang pertama kali," ujar Gus Miftah.
 
Baca Juga: Niat Tulus! Carlo Ancelotti Nyatakan Tutup Karir di Real Madrid: Pelatih Legendaris Sukses di Liga Champions

Pendakwah yang dianggap sebagai guru agama Deddy Corbuzier ini juga meminta klarifikasi dari Suharso Monoarfa atas pernyatannya di hadapan para Komisioner KPK dan pada acara pembekalan antikorupsi.

"Kali ini anda menghina kyai dan pesantren dengan kalimat yang menyakitkan, saya sebagai santri yang biasa sowan kyai untuk tabarukan dan ngalap berkah meminta anda utk klarifikasi dan minta maaf!!!," ungkap Gus Miftah.
 
Baca Juga: Atletico Madrid Tolak Tawaran Senilai 110 Juta Poundsterling dari Manchester United untuk Joao Felix

Sebelumnya dalam kegiatan pembekalan antikorupsi kepada para pengurus PPP, Suharso Monoarfa bercerita tentang pengalaman pribadinya mengunjungi salah satu pesantren besar.

"Waktu saya Plt. Ini demi Allah dan RasulNya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya, saya minta didoain kemudian saya jalan. Tak lama kemudian saya dapat pesan di whatapps, Pak Plt, tadi ninggalin apa nggak untuk kiai?," kata Suharso Monoarfa dalam sambutannya.
 
Baca Juga: Gagal Dapatkan Frenkie De Jong, Kini Manchester United Targetkan Boyong Casemiro: Pemain Nasional Brasil

Lebih lanjut, Suharso Monoarfa kemudian lalu menyatakan bahwa dirinya tidak membawa sarung, peci, Al Qur'an dan barang barang lainnya setelah dijelaskan untuk memberikan sesuatu kepada kyai.

"Kayak nggak ngerti aja Pak Harso ini, gitu Pak Guru. I've provited one, every week. Dan setiap ketemu Pak, ndak bisa Pak. Dan bahkan sampai saat ini, kalau kami ketemu di sana, itu kalau salamannya itu, nggak ada amplopnya Pak, itu pulangnya itu, sesuatu yang hambar," ucap Suharso Monoarfa.
 
Baca Juga: Nasib Muslim Rohingya Terkoyak Diantara 2 Menteri India, PM Modi Jadi Jagal Pengungsi Minoritas

Ucapan Suharso Monoarfa itu sudah mendapat kecaman dari sejumlah tokoh agama dan pesantren, sehingga Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani juga meminta maaf atas pernyataan ketua umumnya itu.***


Editor: Ahmad R

Sumber: Instagram Gus Miftah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x