Penyebab Banjir Kalimantan Selatan! Walhi Sebut Kehadiran Perkebunan Sawit dan Tambang Batubara

- 16 Januari 2021, 17:44 WIB
Relawan menggunakan perahu karet mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Desa Sungai Raya, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (12/1/2021). Ribuan rumah di enam desa Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar terendam banjir setinggi 50 cm hingga dua meter akibat intensitas curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan Sungai Riam Kiwa meluap. Foto Antaranews Kalsel/Bayu Pratama S.
Relawan menggunakan perahu karet mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Desa Sungai Raya, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (12/1/2021). Ribuan rumah di enam desa Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar terendam banjir setinggi 50 cm hingga dua meter akibat intensitas curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan Sungai Riam Kiwa meluap. Foto Antaranews Kalsel/Bayu Pratama S. /
 
MEDIA PAKUAN - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ungkap penyebab banjir yang merendam empat kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan.
 
Empat kabupaten yang terkena dampak banjir tersebut diantaranya Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, dan Kabupaten Tanah Laut.
 
Seperti diberitakan Media Pakuan, sekitar 43.500 jiwa yang terdiri dari sekitar 12.300 kepala keluarga terkena dampak bencana banjir Kalsel.
 
 
Walhi Kalimantan Selatan menyebut bahwa penyebab utama bencana banjir tersebut diakibatkan oleh kerusakan lingkungan di daerah itu.
 
Sebab, hal itu ternyata sudah sudah berada dalam pengawasan Walhi yang merupakan organisasi lingkungan hidup independen. Seperti dilansir dari jakbarnews.pikiran-rakya.com.
 
Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Selatan Kisworo Dwi Cahyono mengatakan bahwa degradasi lingkungan faktor utama banjir merendam sebagian wilayah Kalsel.
 
 
“Selain hujang dengan instensitas tinggi, banjir yang terjadi tak lepas dari degradasi lingkungan,” ungkapnya. Dikututip Media Pakuan dari jakbarnews.pikiran-rakya.com.
 
Kisworo menjelaskan bahwa kerusakan ekosistem di wilayah hulu yang berfungsi sebagai area tangkapan air menyebabkan kelebihan air dibagian hilir sehingga terjadi banjir. 
 
"Saya sudah sering menyampaikan bahwa Kalimanatan Selatan ini sudah dalam fase darurat ruang dan darurat bencana ekologis," jelasnya.
 
 
Ia juga menyebutkan bahwa dalam sebuah laporan Walhi, di provinsi Kalimantan Selatan terdapat 814 lubang milik 157 perusahaan tambang batu bara. 
 
Yang diamana, sebagian lubang tersebut berstatus aktif, dan sebagiannya lagi sudah ditinggalkan tanpa dilakukan pengurugan kembali.
 
Kemudian, hampir setengahnya dari total luas lahan Kalimantan Selatan sudah dikuasai oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perusahaan pertambangan.
 
 
“Hampir 50 persen dari 3,7 juta hektare luas total lahan di Kalimantan Selatan sudah dikuasai oleh perizinan tambang dan kelapa sawit, "kata Kisworo
 
Untuk penganan banjir yang sedang terjadi, Ia menyarankan Gubernur, Bupati, dan Waki kota agar segera menetapkan status darurat bencana.
 
"Saya mendesak agar pemerintah, terutama Gubernur Kalsel beserta Bupati dan Wali Kota segera turun tangan untuk bertindak. Dan segera menetapkan status darurat," katanya. ***Samsun Ramli
 
 
 

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x