Tanri Abeng Bagikan Pengalamannya Atasi Krisis Ekonomi 1998

- 30 September 2020, 15:11 WIB
Tanri Abeng
Tanri Abeng /

MEDIA PAKUAN-Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri Abeng membagikan pengalamannya dalam memperbaiki BUMN pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi melanda di tahun 1998.

Menurut mentri BUMN, pada era Presiden Soeharto itu Melalui Riset tertulis di jakarta, terdapat 159 BUMN yang dinilai kurang bagus sehingga diperlukan upaya untuk memperbaikinya,

"Saya usulkan ke Bapak Presiden Soeharto untuk memprofitisasi, restrukturisasi dan terakhir privatisasi," kata dia di Talk Show & Awarding "Corporate ReputationBUMN (Befor & After Pandemi) Milennial's Perspective" sekaligus BUMN Brand Award 2020.\

Baca Juga: Menteri BUMN Angkat Ida Bagus Purwalaksana Sebagai Wakil Komisaris Utama PT Asabri

Dikatakannya, saat itu sudah terbentuk 10 holding BUMN dan salah satunya yakni memerger beberapa bank BUMN yang ada menjadi Bank Mandiri.

Menurut Tanri Abeng,  BUMN saat ini mempunyai peran signifikan terhadap perekonomian di negara, Sehingga dapat membantu Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) untuk berkembang.

"Setidaknya BUMN-BUMN tersebut memberikan kenyamanan dan keamanan pada bidang kesehatan kepada publik. BRI punya portofolio membantu UMKM," katanya.

Dia menilai BUMN saat ini mempunyai strategi yang jitu untuk mengatasi masalah ekonomi akibat wabah COVID-19 oleh karena itu pihaknya mengapresiasi Erick Tohir dan Budi Gunadi Sadikin terlibat mengatasi wabah tersebut terutama di bidang ekonomi.

Sementara itu Founder & CEO Iconomics Bram S. Putro menyebutkan, reputasi perusahaan tidak dibangun sekejap, tapi dibentuk dengan waktu dan proses yang panjang.

Baca Juga: Kementerian BUMN Buka Lowongan Kerja, Gajinya Rp50 Juta

Namun, keruntuhan reputasi perusahaan bisa dalam waktu sekejap, oleh karena itu, perusahaan dan level pimpinan harus sangat memperhatikan aspek-aspek internal maupun eksternal yang bisa membahayakan reputasi perusahaan.

"Tak terkecuali perusahaan-perusahaan BUMN yang memiliki peran sebagai lembaga profit sekaligus memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendukung program-program pemerintah. Apalagi pada masa pandemi Covid-19," katanya.

Menurut dia, tantangannya akan semakin berat bagi BUMN, dalam situasi saat ini, masing-masing BUMN tentunya akan mengelola reputasi dengan gayanya masing-masing, termasuk membangun reputasinya di mata kaum milenial.

Baca Juga: Krisis Pemakaman di Sukabumi, Warga Cicurug Meninggal Dikubur Bertumpuk

Terkait hal itu Iconomics melihat kinerja perusahaan negara dalam menjaga reputasi terutama pada masa pandemi dan pasca pandemi Covid-19 pihaknya akan menggelar BUMN Brand Award 2020.

Dalam BUMN Brand Award 2020, perusahaan-perusahaan BUMN dinilai dari 4 indikator meliputi indikator market dominance yakni jumlah penggunaan produk dan jasa perusahaan BUMN yang disurvei.

Kemudian brand strength menyangkut jumlah responden yang mengetahui keberadaan brand, lalu aspek customer satisfaction yang dilihat dari penilaian responden terhadap kualitas layanan brand perusahaan-perusahaan BUMN.

Aspek lainnya yang dilihat mengenai persepsi responden perusahaan BUMN dalam berkontribusi sosial dan ekonomi.

Menurut Research Director Iconomics Alex Mulya, survei dilakukan kepada tiga segmen milenial meliputi early, mid-term dan late dengan mengelompokkan berdasarkan segmen pendapatan, yakni rendah, menengah dan atas. (Asep Efendi)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x