MEDIA PAKUAN - Serangan paling mematikan di wilayah pendudukan Israel, yang belum pernah tercatat selama dua puluh tahun, terjadi di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Kamis 26 Januari 2023, menewaskan 10 warga Palestina dan puluhan lainnya terluka.
Baku tembak terjadi ketika militer Israel, pada Kamis siang, menyerbu kamp pengungsi di Jenin yang dianggap sebagai tempat para pejuang Palestina berada. Hampir setiap malam, pasukan Israel melakukan operasi penangkapan dan penggerebekan.
Menteri Kesehatan Palestina mendesak pertemuan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC)atas peristiwa di Jenin tersebut.
Seorang wanita 61 tahun dilaporkan tewas dalam serangan tersebut, Hamas mengklaim empat orang yang tewas adalah anggotanya, sementara Jihad Islam mengklaim tiga orang tewas sebagai anggotanya.
Hamas kemudian mengancam akan membalas serangan Israel tersebut.
Tensions are mounting as Israeli air strikes target besieged Gaza a day after an Israeli military raid killed 10 people in the occupied West Bank pic.twitter.com/es1zFvhNd7— TRT World (@trtworld) January 27, 2023
Juru bicara pemerinta Palestina, Abu Rudeineh, mengatakan bahwa Palestina berencana mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan badan internasional lainnya.
Elderly woman among victims of raid on Jenin refugee camp as Palestinian presidency accuses Israel of massacre and says it is cutting off security cooperation with Jewish state pic.twitter.com/IJBbdItRLV— TRT World (@trtworld) January 26, 2023
Setelah serangan tersebut dua roket yang diduga berasal dari Gaza, ditembakkan ke wilayah Israel Selatan.
Israel kemudian membalas dengan menembakkan dua rudal ke Gaza, yang disusul dengan serangan dengan jet tempur, yang menyebabkan empat ledakan besar.
Kelompok HAM Israel B'Tselem mengatakan serangan pada hari Kamis, adalah serangan paling berdarah di Tepi Barat sejak 2002, dimana gelombang kekerasan meningkat tajam yang dikenal sebagai Intifadah Kedua.***