MEDIA PAKUAN - Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen mengumumkan perkiraan jumlah total kerugian jiwa yang diderita oleh Ukraina dalam konflik dengan Rusia. Namun ia tidak memberikan rincian terkait sumber informasi tersebut.
Von der Leyen, Rabu 30 November 2022, mengklaim bahwa sejak Februari lalu, lebih dari 100 ribu tentara Ukraina telah tewas, dan sekitar 20 ribu jiwa warga sipil juga telah tewas di tengah pertempuran.
Namun tak lama setelahnya di situs web Komisi Eropa teks pernyataan von der Leyen yang plinplan ini telah berubah, diedit dan diterbitkan tanpa data korban.
Hal sama juga dilakukan Ursula von der Leyen di akun Twitternya dimana ia juga telah mengedit video tanpa menyebutkan kerugiannya.
Sebelumnya pada akhir September, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menyatakan bahwa jumlah kerugian Ukraina mencapai sekitar 61.000, sepuluh kali lipat dari jumlah kerugian Rusia.
Dalam pidatonya ia menyebut bahwa kerugian jiwa tersebut adalah hasil kejahatan agresi Rusia dan menuntut pembentukan pengadilan khusus untuk menghukum Rusia atas kejahatannya.
Russia must pay for its horrific crimes.
We will work with the ICC and help set up a specialised court to try Russia’s crimes.
With our partners, we will make sure that Russia pays for the devastation it caused, with the frozen funds of oligarchs and assets of its central bank pic.twitter.com/RL4Z0dfVE9— Ursula von der Leyen (@vonderleyen) November 30, 2022
Uni Eropa juga akan membentuk komisi khusus untuk mengelola dana milik Rusia yang dibekukan oleh Uni Eropa, yaitu 300 miliar euro dana cadangan Bank Sentral Rusia dan 19 miliar euro aset tokoh bisnis Rusia.
Bank Dunia memperkirakan biaya rekonstruksi dan pemulihan di Ukraina mendekati 350 miliar euro, tetapi Komisi Eropa kemudian menyebutkan sekitar 600 miliar euro, dan meningkat seiring dengan berlangsungnya perang.
Uni Eropa akan menggunakan dana tersebut untuk membangun kembali dan membantu memulihkan Ukraina.