MEDIA PAKUAN - Presiden Guinea-Bissau, Umaro Mokhtar Sissoco Embalo mengatakan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin ingin menyampaikan 'pesan' kepada Presiden, Ukraina Zelenskyy.
Hal tersebut disampaikan Embalo pada konferensi pers di Ukraina yang menjelaskan bahwa Rusia secara terbuka untuk melakukan pembicaraan.
Baca Juga: Slank akan Gelar Konser Tour di Lima Kota, Catat Lokasi, Harga Tiket dan Tanggalnya
"Saudaraku tersayang, kemarin saya berada di Rusia bersama Presiden Putin, yang meminta saya untuk memberi anda (Zelenskyy) pesan, untuk berbicara dengan anda". ucap Embalo pada saat konferensi persnya dengan Ukraina.
Menurutnya pesan untuk saling berbicara sangatlah penting, mengingat untuk penyelesaian konflik antara Rusia-Ukraina.
Sebelum rapat konferensi dimulai, Embalo telah menjelaskan bahwa dirinya telah bertemu dengan Putin kepada wartawan.
"Saudaraku tersayang, kemarin saya berada di Rusia bersama Presiden Putin, yang meminta saya untuk memberi anda (Zelenskyy) pesan, untuk berbicara dengan anda". ucap Embalo pada saat konferensi persnya dengan Ukraina.
Menurutnya pesan untuk saling berbicara sangatlah penting, mengingat untuk penyelesaian konflik antara Rusia-Ukraina.
Sebelum rapat konferensi dimulai, Embalo telah menjelaskan bahwa dirinya telah bertemu dengan Putin kepada wartawan.
Baca Juga: Beda dengan Kemlu, Sandiaga Uno Sempat Sebut Pulau Pasir Milik Indonesia
Dengan pesan yang dibawa Embalo mengatakan bahwa Putin "sangat terbuka untuk bernegoisasi dengan Presiden Zelenskyy".
Saat rapat dimulai, Zelenskyy memberikan tanggapan yang mengacu kepada serangan jembatan antar negara tersebut, dan serangan balasan Rusia pada 10 Oktober yang disebut "serangan teroris".
Zelenskyy mengatakan bahwa suatu negara harus mempunyai rasa hormat kepada negara lainnya, seperti menghormati secara "integritas terotorial, kedaulatan, dan perbatasannya".
Dengan pesan yang dibawa Embalo mengatakan bahwa Putin "sangat terbuka untuk bernegoisasi dengan Presiden Zelenskyy".
Saat rapat dimulai, Zelenskyy memberikan tanggapan yang mengacu kepada serangan jembatan antar negara tersebut, dan serangan balasan Rusia pada 10 Oktober yang disebut "serangan teroris".
Zelenskyy mengatakan bahwa suatu negara harus mempunyai rasa hormat kepada negara lainnya, seperti menghormati secara "integritas terotorial, kedaulatan, dan perbatasannya".
Baca Juga: Sudah Sering Dapat Tapi Tidak Tahu Apa Itu Bansos? Ketahuilah Ini Manfaat, Tujuan dan Penjelasan Lengkapnya
Belum ada kabar mengenai negoisasi kembali antara Rusia dan Ukraina, namun pada sebelumnya Rusia telah menyatakan penolakan Ukraina untuk berbicara negoisasi.
Putin juga mengatakan bahwa pada pembicaraan yang ditengahi oleh Turki pada akhir Maret lalu, telah mencapai kesepakatan awal.
Akan tetapi kesepakatan awal tersebsut hilang setelah Rusia menarik mundur pasukan militernya dari Kiev, dan Kiev tidak menginginkan pembicaraan dengan Rusia, kecuali dengan presiden yang berbeda.
Belum ada kabar mengenai negoisasi kembali antara Rusia dan Ukraina, namun pada sebelumnya Rusia telah menyatakan penolakan Ukraina untuk berbicara negoisasi.
Putin juga mengatakan bahwa pada pembicaraan yang ditengahi oleh Turki pada akhir Maret lalu, telah mencapai kesepakatan awal.
Akan tetapi kesepakatan awal tersebsut hilang setelah Rusia menarik mundur pasukan militernya dari Kiev, dan Kiev tidak menginginkan pembicaraan dengan Rusia, kecuali dengan presiden yang berbeda.
Baca Juga: BSU Tahap 7 Segera Cair, Cek melalui bsu.kemnaker.go.id dan Dapatkan BLT hingga Rp600.000
Bagi Zelenskyy mengenai konflik ini akan selesai ketika pihaknya memenangkan peperangan dengan Rusia dan merebut kendali semua wilayah yang berada di tangan Rusia.***
Bagi Zelenskyy mengenai konflik ini akan selesai ketika pihaknya memenangkan peperangan dengan Rusia dan merebut kendali semua wilayah yang berada di tangan Rusia.***