Salahkan Perubahan Iklim, Kasus DBD di Singapura Meroket Tajam: Kini Tembus 15.000 kasus

- 16 Juni 2022, 06:38 WIB
Ilustrasi nyamuk. Kasus DBD di Singapura meroket tajam
Ilustrasi nyamuk. Kasus DBD di Singapura meroket tajam /Pixabay/WikiImages
 
MEDIA PAKUAN - Kasus demam berdarah meroket di Singapura. Kali ini para ahli menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab tingginya jumlah nyamuk

Cuaca hangat dan lembab yang tidak sesuai musim di negara bagian itu diperkirakan menjadi penyebab hampir 15.000 kasus virus sejauh tahun ini
 
Warga Singapura belum bisa bernapas lega setelah berakhirnya pembatasan Covid-19. 
 
 
Pasalnya saat ini Singapura telah dihadapkan pada keadaan darurat penyakit menular lainnya, demam berdarah.

Tercatat sebanyak 15.000 kasus demam berdarah dilaporkan sepanjang  tahun 2022, jumlah ini meningkat tiga kali lipat dari  5.258 kasus yang dilaporkan pada tahun 2021.

Para ahli memperkirakan  jumlah kasus demam berdarah akan terus meningkat di tengah cuaca hangat dan lembab yang tidak sesuai musim, pada awal Juni ini. 
 
 
Baca Juga: Baku Tembak! Dua Polisi Ditembak Mati di Kota El Monte Los Angeles: Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

Ahli juga mengatakan bila tidak segera diobati, angka kematian bisa mencapai 20 persen, walaupun dengan penanganan awal namun tetap ada resiko angka kematian sebesar kurang dari 1 persen.
 
Dikenal sebagai demam patah tulang karena nyeri tulang dan otot yang hebat yang dapat ditimbulkannya.
 
Seorang pria yang berbagi pengalamannya di Facebook mengatakan demam tinggi dan sakit kepala saya sangat parah dan menusuk tengkorak saya dengan rasa sakit,” kata Reno Neo.
 
 
Ia menambahkan mulai kehilangan nafsu makan dan mengalami nyeri tulang.
 
" Bahkan mempengaruhi kemampuan saya untuk berjalan, "katanya.

Badan Lingkungan Nasional Singapura memperingatkan jumlah kasus mingguan saat ini dapat melebihi 2.000 kasus, yang akan melampaui angka mingguan tertinggi pada tahun 2020 yaitu 1.787 kasus. 
 
Baca Juga: Ririe Fairus Tunjukkan Momen Bahagia Bersama Anak, Netizen : Ayus Nangis di Pojokan
 
Badan tersebut memperkirakan bahwa kasus akan berlanjut sampai cuaca yang lebih dingin di bulan September.
 
Namun para ahli mengatakan perubahan iklim kemungkinan akan memperburuk penyakit musiman dari waktu ke waktu .

Disebarkan oleh nyamuk Aedes dengan ciri bergaris hitam-putih. Setiap nyamuk betina dapat bertelur 300 butir selama hidupnya, dan telur dapat tertidur hingga sembilan bulan.
 
Baca Juga: Ririe Fairus Bagikan Potret Kebersamaan dengan Anak, Mantan Istri Ayus Sabyan : Bodyguard

Peneliti pakar penyakit menular senior di Duke-NUS Medical School mengatakan, lonjakan demam berdarah terbaru di Singapura adalah akibat dari beberapa faktor termasuk cuaca hangat dan basah baru-baru ini. 

Badan Meteorologi Singapura, menyatakan  kondisi cuaca telah memanas dua kali lebih cepat  0,25 derajat Celcius dari bagian dunia lainnya.
 
Keberadaan vaksin Dengvaxia untuk demam berdarah saat ini  hanya berfungsi untuk mereka yang sebelumnya telah terinfeksi.
 
 
 
 
Vaksinasi yang masih jarang dilakukan, menunjukan bahwa kasus ini rendah selama bertahun-tahun,  yang membuat populasi rentan untuk musim yang buruk.*** 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://www.telegraph.co.uk/global-health/science-and-diseas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x