China Kecam Inggris Karena Ikut Campur dalam Perang Dinginnya dengan AS

- 24 Januari 2022, 15:08 WIB
Pemerintahan British
Pemerintahan British /
MEDIA PAKUAN - China mengecam dan memperingatkan Inggris untuk tidak ikut campur dalam perang dinginnya dengan AS.
 
Dalam campur tangannya Inggris diketahui mengikuti AS untuk bergulat dengan China di berbagai bidang, sementara langkahnya untuk mengalihkan fokus dari urusan dalam negeri dengan menimbulkan masalah secara eksternal.
 
China beranggapan bahwa Inggris menggunakan sikap anti-China untuk memperkuat kehadiran politiknya sebagai kandidat potensial dalam menggantikan Johnson, jika dia mundur atau digulingkan.
 
 
"Dunia saat ini jauh berbeda dengan dunia 40 atau 50 tahun yang lalu" ucap Seorang juru bicara dari Kedutaan Besar China untuk Inggris. "Perang Dingin sudah lama berlalu!" lanjutnya.
 
Pengecaman China datang setelah komentar terbaru yang dibuat oleh Truss di Lowy Institute of Australia pada hari Jumat.
 
Sementara Truss menyalahkan China tanpa dasar, karena telah melakukan "pemaksaan ekonomi" terhadap negara lain seperti Lithuania, dan bekerja lebih erat dengan Rusia, menurut transkrip yang dirilis di situs web pemerintah Inggris.
 
Truss meminta Inggris dan Australia untuk bekerja dengan negara lain untuk "mempertahankan keamanan dan kebebasan ekonomi".
 
 
Tuduhan kepada China membingungkan benar atau salah dan menimbulkan pertanyaan tentang niat mereka yang sebenarnya, menurut juru bicara kedutaan China. 
 
Lalu pernyataan tadi tuduhan itu seperti tiruan retorika AS, yang menarik garis atas dasar ideologis dan mendiskreditkan negara berdaulat lainnya terlepas dari fakta.
 
Namun hal tersebut adalah upaya untuk membenarkan langkah untuk menciptakan lingkaran kecil, yang telah menimbulkan dampak negatif pada perdamaian dan stabilitas regional, menurut China.
 
Hari ketika dimana Inggris dan Australia bekerja sama untuk memajukan AUKUS, Presiden AS Joe Biden mengadakan pertemuan virtual dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
 
Pertemuan itu menyangkut kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama dalam masalah ekonomi dan keamanan termasuk kekuatan China yang tumbuh, setelah dugaan peluncuran rudal Korea Utara dan Tujuan yang dirasakan Rusia di Ukraina.
 
 
Cui Hongjian, direktur Departemen Studi Eropa di Institut Studi Internasional China, mengatakan bahwa AUKUS telah memberi Inggris lebih banyak kepercayaan sampai batas tertentu.
 
Salah satu keuntungan terbesarnya dari perjanjian tersebut adalah untuk dapat memasuki Kawasan Asia-Pasifik di jalan yang disebut aliansi keamanan tripartit, yang ingin mengembangkan strategi Indo-Pasifiknya sendiri. 
 
Dalam buku pedoman perang dingin Inggris untuk menciptakan citra oposisi China-Barat serta menggunakan apa yang disebut ideologi dan nilai-nilai untuk membentuk aliansi militer untuk menghadapi China di bidang militer dan diplomatik, kata Cui.
 
Zhou dari Institut Penelitian Guangdong untuk Strategi Internasional mengatakan bahwa dengan meningkatnya kekuatan China untuk mengamankan keamanan di sekitaran Indo-Pasifik, akan menimbulkan dampak bagi AUKUS yang terbatas dalam arti militer. 
 
Sementara bagi pihak AS, hal itu akan lebih ditunjukkan untuk menggunakan aliansi dalam memisahkan" dari China secara ekonomi, terutama teknologi tinggi, dan mendiskreditkan citra China di masyarakat internasional.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Globalnews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x