Ledakan Gunung Bawah Laut di Tonga 500 Kali Bom Atom Hiroshima?

- 23 Januari 2022, 17:26 WIB
Ilustarasi Letusan dan Tsunami di Tonga.
Ilustarasi Letusan dan Tsunami di Tonga. /Pixbay/WikiImages
MEDIA PAKUAN-Bencana letusan gunung berapi bawah laut di wilayah negara Tonga menimbulkan tsunami yang memporak-porandakan negara kepulauan tersebut.

Warga sempat mendengar peringatan tsunami setelah letusan terjadi. 
 "Ini benar-benar terasa seperti film horor apokaliptik tetapi lebih buruk, jauh lebih buruk," kata seorang warga. 

Ledakan gunung itu terdengar sekitar pukul 18.00 waktu setempat yang daya ledakannya 500 kali lebih kuat dibanding bom atom yang jatuh di Hiroshima.
Baca Juga: Dalih Cemas Covid-19, AS dan China Saling Tangguhkan Penerbangan: Memutus Jalur Penerbangan Internasional
“Saya kira itu ban truk besar yang pecah atau semacamnya" ucap Tevita selaku korban. “Saya melihat sekeliling jalan dengan bingung, lalu ledakan kedua; Saya pikir itu terdengar seperti meriam yang meledak dari dekat".

"Tapi ledakan ketiga jauh lebih keras dan terdengar seperti tepat di atas kepalaku; Saya tahu itu adalah gunung berapi sialan itu dan ada sesuatu yang sangat salah" lanjutnya.

Ledakan tersebut membuat orang-orang bergegas lari menuju pedalaman dan menjauh dari pantai.

Tapi bagi Tevita Fukofuka tidak bisa bergabung untuk melarikan diri bersama, karena saat memundurkan mobilnya, dia bergerak melawan lalu lintas yang sedang menjemput putrinya yang masih kecil.

"Saya sangat bingung karena gunung berapi itu berada jauh di Ha'apai, jauh sekali,”. Gunung berapi berjarak 66 Km (41 mil) dari pulau utama Tongatapu.

“Saat saya mencapai putri saya, terdengar ledakan paling keras. Rasanya seperti langit telah retak terbuka dan dunia meledak di dalam telingaku. Saya belum pernah mendengar suara yang lebih keras sepanjang hidup saya" katanya.

Menurutnya ledakan yang terjadi beberapa kali tersebut membuat segala sesuatu di sekitarnya bergetar hebat dan terjadi guncangan.
Baca Juga: Amerika Serikat Meradang, Usai ISIS Bebaskan 3.500 Tahanan di Penjara Provinsi Timur Suriah
Tevita dan rekan-rekannya tidak mengetahui berita dari NASA yang memperkirakan ledakan gunung yang kekuatannya setara dengan 6 juta ton TNT atau 500 kali lebih hebat dari ledakan bom atom di Hiroshima.

Mereka tidak mengetahui letusan itu akan berdampak gelombang tsunami yang melintasi Samuudra Pasifik termasuk negaranya.

“Kemudian terdengar suara hujan abu belerang yang memekakkan telinga… kerikil, abu dan debu,” ucap Tevita.

"Langit benar-benar gelap. Kepadatan awan abu yang berasal dari gunung berapi itu mengubah siang menjadi malam" lanjutnya.

Sementara Tevita berusaha tetap tenang dan memutuskan untuk berhenti di area parkir di sebelah toko perlengkapan rumah. Toko itu memiliki beranda dengan atap tempat dia dan putrinya bisa berlindung jika hujan abu semakin parah.

“Teman saya, Jonathan, menelepon saya tepat ketika saya memarkir mobil saya dan menyuruh saya mengemudi ke Tonga Water Board, yang berada di bukit dekat. Aku segera mulai bergerak lagi. Tangki bahan bakar kami hampir kosong dan saya berdoa semoga kami berhasil".

"Jarak dari dasar ke puncak bukit hanya sekitar 120 meter [394 kaki], tapi kami butuh satu jam dalam antrian panjang. Tisu mobil semua orang bergerak dengan kecepatan penuh, berusaha membersihkan abu yang jatuh untuk dilihat. Rasanya seperti kami akan buta".

Tevita menghubungi satu per-satu kerabatnya untuk mengabarkan bahwa mereka selamat, namun jaringan telekomunikasi di sana terputus.

Di saat malam hari, Tevita melihat temannya mendekati mobilnya dan memberi apel untuk putrinya dan rokol untuknya.
Baca Juga: Iris Koh Didakwa atas Dugaan Skema untuk Mengirimkan Informasi Vaksinasi Palsu
"Kami mencoba untuk tidur dengan ratusan orang di sekitar kami di mobil mereka. Kami mendengar orang-orang menyanyikan himne di tempat penampungan. Lote bersikeras agar radio tetap menyala untuk menemani kami".

Gunung berapi purba terus bergemuruh keras sepanjang malam lalu ia tidur, dan Tevita bangun setelah matahari terbit.

“Saya perhatikan bahwa abu yang jatuh telah berhenti, jadi saya membangunkan putri saya dan mencoba mengikis sebanyak mungkin abu dari kaca depan mobil agar bisa pulang".

"Stasiun radio mengatakan bahwa aktivitas gunung berapi telah menurun dalam tiga jam sebelumnya, tetapi peringatan tsunami masih ada. Ada juga kekurangan air minum di banyak daerah".

Tevita dengan perlahan melanbgkah pulang dan mendapati seluruh kota menjadi abu-abu karena hujan abu pada malam hari.

Untuk saat ini, gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai tampaknya terdiam. Orang-orang Tonga telah saling membantu mengatasi kerusakan dan membersihkan jalan-jalan.

Pasokan bantuan telh datang dari berbagai negara di sekitarnya yang membantu dalam ketersiadaan air bersih, karena air di sana sudah tercampur dari abu vulknik.***


 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: Alzajeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x