MEDIA PAKUAN - Ukraina dalam keadaan darurat setelah penyerangan internet besar-besaran terhadap situs-situs pemerintahannya.
Penyerangan siber itu terjadi beberapa jam setelah pertemuan antara Rusia dan negara-negara Barat, berakhir tanpa kesepakatan.
Dilansir dari Reuters, 14 januari 2022, para pejabat Ukraina sedang menyelidiki serangan siber ini, meskipun mereka menghindari menuduh Moskow secara langsung.
Hanya saja mereka menjelaskan bahwa Rusia dicurigai di balik serangan itu.
Baca Juga: Tak Sadar hingga Melamun, Larissa Chou Ungkap Keadaannya saat Ditinggal Yusuf : Segalau ini
Dalam peretasan di situs pemerintah tersebut tertulis pengumuman dalam bahasa Ukraina, Rusia, dan Polandia
Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Tanah Suci Makkah, Banyak Jemaah yang Tergeletak Usai Umroh di Masjidil Haram
"Ukraina! Semua data pribadi Anda telah diunggah ke jaringan publik. Semua data di komputer telah dihancurkan, tidak mungkin untuk memulihkannya," kata nya.
Keadaan tersebut membuat meningkatnya kekhawatiran rakyat Ukraina, mengingat sebanyak 100.000 pasukan Rusia sudah berada di perbatasan negara itu.
Rusia menyangkal rencana untuk menyerang Ukraina, tetapi mengatakan akan mengambil tindakan militer jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Baca Juga: Kisah Jemaah Haji yang Meminta Pulang Karena Tidak Mau Melihat Makkah dan Ka'bah, Kenapa Ya?
FranBaca Juga: Kocak! Dinilai Cocok dengan Pengasuh Gala Sky, Frans Faisal Bingung hingga Ngomong Bahasa Sunda
Termasuk kepada aliansi NATO untuk tidak pernah mengakui Kyiv.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia berharap pembicaraan keamanan dengan Amerika Serikat akan dilanjutkan, tetapi ini akan tergantung pada tanggapan Washington terhadap proposal Moskow.
Lavrov mengatakan "Langkah-langkah menyebarkan perangkat keras militer, itu jelas. Ketika kami mengambil keputusan dengan perangkat keras militer, kami memahami apa yang kami maksud dan apa yang kami persiapkan sebenarnya," tegasnya.
Diplomat Uni Eropa, Josep Borrell, mengutuk serangan itu dan mengatakan komite politik dan keamanan Uni Eropa dan unit cyber akan bertemu untuk membantu Kyiv: "Saya tidak bisa menuduh pihak manapun karena saya tidak punya bukti, tapi kita bisa menduganya." ***