Dikutip dari NHK, 2 Januari 2021, pejabat penjaga pantai Jepang mengatakan 18 kasus kapal pemerintah China yang mendekati kapal Jepang dikonfirmasi pada akhir tahun 2021, naik dari delapan kasus pada tahun 2020.
China dan Taiwan mengklaim wilayah perairan tersebut. Namun Jepang menyatakan menguasai pulau-pulau tersebut.
Jepang menegaskan wilayah itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah Jepang. .
Penjaga Pantai Jepang juga melaporkan 34 kasus kapal pemerintah China yang berlayar ke perairan Jepang tahun lalu. Itu naik 10 dari tahun sebelumnya.
Kapal-kapal China berlayar dalam zona tambahan di luar perairan teritorial Jepang selama 332 hari pada tahun 2021, hampir sama dengan rekor tahun sebelumnya 333 hari.
Februari lalu, China memberlakukan undang-undang yang mengizinkan penjaga pantainya untuk secara paksa mengusir kapal asing.
Mereka dianggap memasuki perairan negara itu secara ilegal, dan tidak akan segan untuk menggunakan senjata mereka.
Profesor Universitas Kobe Emeritus Sakamoto Shigeki, Seorang ahli hukum maritim internasional mengatakan langkah China bisa semakin intensif.
China bermaksud untuk melemahkan kontrol efektif Jepang atas pulau-pulau itu dengan menindak dan mengusir kapal-kapal nelayan Jepang.
Penjaga Pantai Jepang akan meningkatkan kewaspadaaan terhadap langkah China dan berencana untuk menambah 10 kapal patroli besar ke armadanya pada tahun fiskal 2025.***