Wanita Hamil di Korea Selatan Makin Cemas, Penyebaran Covid-19 Sulit Terkendali: Bayi Meninggal Bertambah

- 25 November 2021, 17:18 WIB
Ilustrasi kasus Covid-19 Korea Selatan Makin meningkat membuat ibu hamil khawatir
Ilustrasi kasus Covid-19 Korea Selatan Makin meningkat membuat ibu hamil khawatir /Pexels/Ethan Brooke/
 
 
MEDIA PAKUAN - Penyebaran Covid-19 yang sangat tinggi di Korea Selatan membuat para wanita yang sedang hamil memiliki kekhawatiran. 
 
Para wanita hamil tersebut memiliki kebingungan apakah melakukan vaksinasi atau tidak. 
 
Karena kematian janin yang diduga infeksi virus corona yang ditularkan oleh ibu. 
 
 
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), sang ibu yang belum divaksinasi dinyatakan positif 18 November lalu. 
 
Dan melahirkan bayi yang lahir mati empat hari kemudian, yang juga dinyatakan positif terkena virus.
 
"Tidak jelas apakah itu melalui transmisi vertikal atau kontaminasi oleh cairan tubuh," kata Park Young-joon, kepala tim investigasi epidemiologi di Markas Pusat Pengendalian Penyakit. 
 
 
Tidak mudah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh virus corona pada kelahiran mati. Data yang relevan dan pendapat para ahli diperlukan.  Tetapi ini adalah kasus yang sangat jarang dan kami bertanya-tanya ada data yang cukup untuk membuat kesimpulan."
 
Atas berita tersebut membuat banyak ibu hamil menjadi khawatir karena untuk melakukan vaksinasi atau tidak dengan kemungkinan efek samping tersebut. 
 
Menurut KDCA, 1.729 wanita hamil di sini telah menerima dosis pertama vaksin melawan Covid-19, dan 613 telah mendapatkan yang kedua.
 
 
Jumlah ibu hamil diperkirakan sekitar 136.000 berdasarkan data JKN.
 
Seseorang ibu hamil menulis dikomunitas online ibu hamil setelah mendengar berita tersebut. 
 
“Saya hamil 29 minggu sekarang. Ketika saya mengetahui saya hamil, saya memutuskan untuk tidak mendapatkan vaksin COVID-19 karena saya pikir belum ada cukup data tentang kemungkinan efek samping untuk ibu hamil, tetapi sekarang saya merasa seperti aku tersesat lagi," tulisnya. 
 
 
Pengguna lain mengatakan dia hamil 17 minggu. 
 
"Beberapa minggu yang lalu, saya telah memutuskan untuk tidak mendapatkan vaksin setelah berkonsultasi dengan dokter saya meskipun dia merekomendasikan untuk menerimanya,"katanya
 
Dia mengatakan  khawatir karena belum ada yang tahu bagaimana vaksin akan mempengaruhi janin. Ini adalah pukulan ganda karena tumpang tindih.
 
 
"Kekhawatiran tentang efek samping setelah vaksinasi dan kekhawatiran kehilangan bayi saya karena COVID-19," tulis pengguna tersebut.
 
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), resiko lahir kematian saat terinfeksi adalah dua kali lipat dari ibu yang tidak terinfeksi virus tersebut.
 
Para ahli penyakit menular menegaskan kembali pentingnya vaksinasi karena secara khusus, mutasi Delta melipatgandakan risikonya.
 
 
"Wanita hamil yang terinfeksi COVID-19 memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur dan lahir mati, dan itulah mengapa mereka perlu mendapatkan vaksin," kata Kim Woo-joo, profesor kedokteran infeksi di Rumah Sakit Guro Universitas Korea.
 
"Karena jumlah kasus baru setiap hari meningkat, lebih banyak kasus seperti itu bisa terjadi," kata Kim.***
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://m.koreatimes.co.kr/pages/article.asp?newsIdx=319463


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x