MEDIA PAKUAN - Afrika Selatan terpaksa mengerahkan tentaranya untuk memadamkan kerusuhkan yang meletus menyusul penahanan mantan Presiden Jacob Zuma.
Zuma (79) ditahan dan dijatuhi hukuman pada bulan lalu karena menentang perintah pengadilan konstitusi untuk memberikan bukti pada penyelidikan korupsi tingkat tinggi selama sembilan tahun menjabat.
Kerusuhan pun meningkat di negara itu ketika Zuma menentang hukuman penjara 15 bulannya di pengadilan tinggi Afrika Selatan.
Baca Juga: Sea Group, Shopee dan Garena Sumbangkan 1.000 Tabung Oksigen dan 1 Juta Vaksin untuk Kemenkes
Hasil keputusan hukuman Zuma tersebut telah ditentukan dari proses hukum yang dilihat sebagai ujian kemampuan Afrika Selatan pasca-apartheid untuk menegakkan supremasi hukum, termasuk terhadap politisi yang kuat.
Namun kekacauan justru terjadi di mana-mana, salah satunya di gedung-gedung yang terbakar saat barang-barang dari toko-toko yang dirampok berserakan di pinggir jalan di Pietermaritzburg di provinsi KwaZulu-Natal (KZN), yang merupakan asal Zuma.
Protes sporadis pro-Zuma telah pecah menjadi penjarahan dan pembakaran, di beberapa tempat, terutama di KZN.
Baca Juga: Junta Myanmar Gagal Kendalikan Covid-19, Rusia Bantu Persediaan Vaksin
Sementara itu, beberapa tempat dan klinik vaksinasi COVID-19 di Gauteng dan KZN terpaksa di tutup karena masalah keamanan, kata pemerintah provinsi Gauteng dan asosiasi farmasi independen.