Akhirnya! Penentang Kudeta Myanmar Memutuskan untuk Diam, Apa yang Sebenarnya Direncanakan?

- 16 April 2021, 15:28 WIB
Masyarakat Myanmar yang sudah mulai geram dengan aksi junta militer, melakukan aksi serangan diam sebagai bentuk protes.
Masyarakat Myanmar yang sudah mulai geram dengan aksi junta militer, melakukan aksi serangan diam sebagai bentuk protes. /Reuters/Devjyot Ghoshal

MEDIA PAKUAN - Negara Myanmar mulai kacau sejak 1 Februari, saat penggulingan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi yang diduga membuat kecurangan dalam pemilihan.

Myanmar pun dikuasai oleh junta militer yang melakukan kudeta terhadap pemimpin Aung San Suu Kyi sehingga menimbulkan banyak kericuhan dan aksi demonstrasi di mana-mana.

Namun setelah lebih dari dua bulan berlalu, penentang kudeta akhirnya memutuskan untuk diam dan mengosongkan jalan.

Baca Juga: AS dengan Rusia Memanas! Joe Biden Jatuhkan Berbagai Sanksi Terhadap yang Diduga Mencampuri dalam Pemilu

Pada Jum'at, 16 April 2021, para pengunjuk rasa Myanmar menyerukan untuk melakukan "serangan diam-diam," setelah 700 warga sipil tewas oleh pasukan keamanan.

Mereka berpikir bahwa diam mungkin bisa diartikan sebagai protes yang paling keras.

Sementara itu, Hari Jumat ini diketahui merupakan hari ke tiga Thingyan (Hari Tahun Baru Tradisional). Dan untuk tahun ini, kebanyakan orang-orang tidak melakukan perayaan yang biasa, melainkan fokus terhadap protes mereka melawan para jendral yang menggulingkan pemerintahan Suu Kyi.

Setidaknya dua orang tewas dalam kekerasan semalam di pusat kota Myingyan, seperti dilaporkan Radio Free Asia.

Baca Juga: Kudeta Makin Ricuh! Pemimpin Demonstrasi Terkenal Myanmar Kini Ikut Ditangkap dan Ditabrak Pasukan Keamanan

Halaman:

Editor: Siti Andini

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x