Network
MEDIA PAKUAN - Pemerintah Thailand mulai mengkampanyekan suntik vaksin Covid-19 di negaranya.
Tak hanya itu seluruh pejabat kesehatan dan menteri kabinet akan segera menerima vaksinasi pertama, Minggu, 28 Februari 2021.
Wakil Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul yang merupakan menteri kesehatan juga akan menerima dosis pertama vaksin yang dikembangkan oleh China Sinovac Biotech.
Baca Juga: GELONTORKAN BANTUAN! Akibat Covid 19 BNI Bantu UMKM, Sis Apik: Sebanyak 67 Persen UMKM Menunggu Pembiayaan
"Saya berharap vaksinasi ini akan membuat orang aman dari penyebaran Covid-19 dan memungkinkan Thailand kembali normal secepat mungkin," kata Anutin kepada wartawan.
Beberapa para pejabat dan petugas kesehatan hadir di acara tersebut, termasuk Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha yang berusia 66 tahun.
Karena untuk vaksinasi tersebut untuk orang yang berumur 18 hingga 59 tahun, jadi Chan-ocha tidak mendapatkannya.
Baca Juga: Tidak Perlu Kekantor Polisi! Sekarang Pembuatan SIM dan Perpanjangan Bisa Secara Online, Simak Persyaratannya
Thailand mendapat kiriman dosis perrama vaksin 200 ribu dari Sinovac China dan akan menerima kembali 117 ribu dari AstraZeneca minggu ini.
Menteri Kesehatan Thailand mengatakan, Vaksin Covid-19 akan didistribusikan ke berbagai provinsi beresiko tinggi. Dengan para relawan kesehatan garis depan yang akan menjadi pertama menerima tembakan.
Sementara itu, untuk vaksin AstraZeneca akan digunakan pada Maret minggu ke dua, setelah melewati uji kendali mutu, kata perusahaan itu dalam pernyataannya.
Baca Juga: MENUAI KECAMAN! Perpres Miras Diluncurkan Jokowi Dikecam Ulama Kota Sukabumi, Fajar: Khamr Hukumnya Haram
Diperkirakan Thailand akan menerima kembali dosis vaksin Covid-19 sebanyak 1,8 juta pada bulan Maret dan April.
Kampanye masal akan dimulai bulan Juni dengan memberikan 10 juta dosis dalam sebulan, dengan 61 juta suntikan vaksin AstraZeneca diproduksi oleh perusahaan lokal Siam Bioscience.
Thailang telah lolos dari dampak yang diderita oleh beberapa negara lain sejak pandemi dimulai tahun lalu, yang menunjukan penghitungan lebih dari 25.000 infeksi.***
