Junta Myanmar Mematikan, Korban Tewas Telah Lampaui 550 Jiwa Sejak Kudeta

3 April 2021, 15:13 WIB
di Myanmar sejak kudeta telah menewaskan 550 jiwa /Foto: REUTERS/Stringer/

MEDIA PAKUAN - Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan selama kudeta Myanmar telah menewaskan 550 orang, 46 di antaranya anak-anak.

Sebelumnya Para pemimpin Barat mengutuk kudeta oleh militer Myanmar terhadap pemerintah yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi.

Bukan saja dari pihak luar Pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi mendapat dukungan dan simpatisan dari rakyat sehingga ikut mengecam atas kudeta militer yang dilakukan Jenderal Min Aung Hlaing.

Kegojalak semakin memanas pasca militer Myanmar melancarkan kudeta dan menahan Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Aksi Protes di Belfast Terjadi Kerusuhan, 8 Polisi Irlandia Utara Terluka

Baca Juga: Kembali Terulang! 5 Orang Pengunjuk Rasa Tewas, Polisi Myanmar Tembaki Protes Anti Kudeta

Puluhan ribu orang berunjuk rasa turun ke jalan di Kota -kota Myanmar menuntut Aung San Suu Kyi dibebaskan, Minggu,7 Februari 2021.

Unjuk rasa dilakukan saat militer Myanmar memerintah untuk Memblokir media sosial, Facebook Twitter sampai Instagram.

Terkait kudeta Myanmar ini bukan pertama kalinya kudeta yang dilakukan militer di Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma.

Untuk saat ini Menurut media, pasukan keamanan kembali menembaki para protes anti kudeta di Myanmar Sabtu 03 April 2021.

Baca Juga: Pendaftaran CPNS 2021 Segera Dibuka,Simak dan Lengkapi Dokumennya

Baca Juga: BLT UMKM Akan Segera Cair, Cek Inilah Syarat dan Kuota Penerima Di 2021

Dari kejadian tersebut setidaknya para protes Myanmar menjadi sasaran polisi sehingga menewaskan lima orang.


Para pengunjuk rasa terus dilakukan oleh para aktivis untuk menyuarakan penentangan terhadap kudeta yang dilakukan para militer.

Menurut layanan berita Myanmar, pasukan keamanan di pusat kota Monywa menembaki kerumunan sehingga menewaskan beberapa orang.

Selain itu seorang pria ditembak dan tewas di pusat kota lain, Bago, dan satu di Thaton di selatan.

"Mereka mulai menembak tanpa henti dengan granat setrum dan peluru tajam," kata pengunjuk rasa di Monywa yang dikutip Media Pakuan dari Reuters.

Selanjutnya “Orang-orang mundur dan dengan cepat memasang ... penghalang, tetapi peluru mengenai seseorang di depan saya di kepala. Dia mati di tempat. " sambung dia *** 

Editor: Iing Nuryasin

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler