Mengenang Tragedi Berdarah Pemberontakan PKI di Madiun

- 18 September 2020, 11:25 WIB
TNI sedang mengintograsi simpatisan PKI yang memberontak di Madiun
TNI sedang mengintograsi simpatisan PKI yang memberontak di Madiun /Gahetna

PKI hasil fusi ini akan memimpin revolusi proletariat untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang disebut "Komite Front Nasional".

Selanjutnya, Musso menggelar rapat raksasa di Yogya. Di sini dia melontarkan pentingnya kabinet presidensial diganti jadi kabinet front persatuan.

Musso juga menyerukan kerja sama internasional, terutama dengan Uni Soviet, untuk mematahkan blokade Belanda.

Untuk menyebarkan gagasannya, Musso beserta Amir dan kelompok-kelompok kiri lainnya berencana untuk menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo.

Baca Juga: Masker Scuba Dinilai Tidak Efektif Tangkal COVID-19
Penguasaan itu dilakukan dengan agitasi, demonstrasi, dan aksi-aksi pengacauan lainnya.

Rencana itu diawali dengan penculikan dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap musuh di kota Surakarta, serta mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI setempat, termasuk kesatuan Siliwangi yang ada di sana.

Mengetahui hal itu, pemerintah langsung memerintahkan kesatuan-kesatuan TNI yang tidak terlibat adu domba untuk memulihkan keamanan di Surakarta dan sekitarnya. Operasi ini dipimpin oleh kolonel Gatot Subroto.

Sementara perhatian semua pihak pro-pemerintah terkonsentrasi pada pemulihan Surakarta. Pada 18 September 1948, PKI/FDR menuju ke arah timur dan menguasai Kota Madiun, Jawa Timur.

Baca Juga: Manfaat Lima Tanaman Ini Jika Disimpan Di Dapur dan Kamar Mandi

Di hari itu juga diproklamasikan berdirinya "Republik Soviet Indonesia". Hari berikutnya, PKI/FDR mengumumkan pembentukan pemerintahan baru.

Halaman:

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Berbagai sumber wikipedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x