Ingat-ingat! Vape Lebih Berbahaya dari Rokok

- 7 Agustus 2020, 16:23 WIB
Vape rokok berbahaya
Vape rokok berbahaya /
 
 
MEDIA PAKUAN-Vape atau Vaporizer merupakan rokok elektronik yang kini tengah populer di kalangan remaja pria Indonesia. 
 
Vape yang kerap diklam sebagai pembantu alternatif dalam memberhentikan kebiasaan merokok konvensional. Ternyata tidak demikian, malahan lebih  sangatlah berbahaya, untuk kesehatan tubuh. 
 
Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitass Indonesia (PKJS-UI), mengungkapkan pengguna rokok elektronik justru mengunakan ganda produk, dengan kata lain tetap merokok konvensional seperti biasanya.
 
Penggunaan ganda antara dua produk rokok elektronik dan rokok komersial, justru malah melahirkan beban kesehatan yang berlipat .
 
Ketua Peneliti Faizal Rahmanto Moeis mengatakan, pengguna ganda rokok konvensional dan elektrik memiliki probabilitas mengidap penyakit dan komplikasi lebih tinggi, produktivitas lebih rendah, dan pengeluaran kesehatan lebih tinggi.
 
Dibanding dengan pengguna yang hanya menggunakan rokok kovensional atau rokok elektronik saja.
 
“Selain itu, masing-masing jenis rokok juga tetap memiliki risiko terhadap kesehatan baik pengguna tunggal rokok elektronik maupun konvensional, sehingga harus ada pengendalian konsumsi terhadap kedua jenis rokok tersebut,” demikian Faizal dalam keterangan pers yang dilansir Antara di Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2020.
 
Mulanya, rokok elektronik diperkenalkan sebagai alat untuk berhenti merokok dari rokok konvensional.
 
Namun sekarang, rokok elektronik justru menjadi barang yang digunakan untuk melengkapi rokok konvensional sehingga muncul pengguna ganda.
 
Menurut Susenas 2017 dan 2019 dan Riskesdas 2018, lebih dari 95 persen pengguna rokok elektronik merupakan pengguna ganda rokok tembakau sekaligus rokok elektronik.
 
Hal tersebut didukung oleh fakta bahwa penggunaan rokok elektronik dijadikan sebagai gaya hidup menurut Jackson et al. pada 2020.
 
Studi yang dilakukan PJKS-UI bertujuan untuk membuktikan secara empiris dampak rokok konvensional dan rokok elektronik terhadap pengguna ganda menurut gejala penyakit, produktivitas dan utilisasi kesehatan.
 
Studi yang dilakukan PKJS-UI dengan menggunakan data Riskesdas 2018 dan Susenas 2019 itu menemukan beberapa hal penting pada pengguna ganda dibandingkan dengan pengguna tunggal, antara lain pengguna ganda memiliki probabilitas untuk mengidap penyakit asma, hipertensi, stroke, gagal ginjal, dan rematik lebih tinggi dibandingkan pengguna tunggal.
 
Pada penduduk usia di atas 40 tahun, pengguna ganda rokok konvensional sekaligus elektronik juga memiliki probabilitas untuk mengidap penyakit diabetes, jantung dan kanker lebih tinggi dibandingkan pengguna tunggal.
 
Pengguna ganda juga memiliki probabilitas mengalami gigi rusak, penyakit gusi, dan sariawan lebih tinggi dibandingkan pengguna tunggal, selain itu juga memiliki asosiasi positif dengan jumlah komplikasi penyakit yang dimiliki dibandingkan pengguna tunggal.
 
Selain itu, pengguna ganda juga memiliki jam kerja yang lebih rendah dan utilisasi kesehatan yang lebih tinggi dibanding pengguna tunggal.
 
Pengguna ganda memiliki jam kerja 0,69 jam/minggu lebih rendah dibanding pengguna tunggal. Kemudian, pengguna ganda juga memiliki pengeluaran kesehatan per kapita per bulan Rp296 lebih tinggi dibandingkan pada pengguna tunggal.***
[

Editor: Ahmad R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x