Mungkin senyum geli tapi tak jarang senyum kecut. Ia bisa menyindir kesana kemari tanpa menyakiti.
Dikutip dari Jurnal FISIP Universitas Sumatera Utara, bagi anak-anak kata kartun tentu tidak asing lagi di benaknya.
Hal tersebut menjadikan film kartun dapat dikonsumsi oleh anak-anak tanpa harus membaca teks seperti yang telah disadur dalam sebuah komik ataupun biasanya didapatkan pada majalah anak-anak.
Kartun tidak hanya menjadi hiburan semata, karena kartun dapat diartikan sebagai sebuah gambar yang bersifat representasi simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor.
Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering menyoroti masalah politik atau masalah publik.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kartun digambarkan dengan penampilan yang lucu, berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku, terutama mengenai politik.
Sesuai sifatnya yang mengusik emosi, menggelitik saraf, dan mengantarkan ke pemikiran kritis.
Dewasa ini, fungsi kartun dan karikatur telah merambah jauh memasuki aspek sosial.
Keberadaannya dalam pers bagai dua sisi mata uang. Karena lucu dan dapat untuk menyampaikan sebuah opini
Dari sisi seni, kartun memang punya unsur metaforik, simbolis, untuk mengkritisi sesuatu Biasanya kartun ini diletakkan di bagian dalam sebuah koran maupun majalah dan bernada humor. Kehadirannya sudah menjadi barang yang selalu dinanti maka hampir setiap media memasang rubrik ini.***
Dikutip dari Jurnal FISIP Universitas Sumatera Utara, bagi anak-anak kata kartun tentu tidak asing lagi di benaknya.
Hal ini disebabkan karena kartun merupakan sarana hiburan yang biasanya dapat disaksikan di televisi dimana telah berkembangnya dewasa ini kartun memasuki media perfilman seperti film Doraemon, SpongeBob, Tom and Jerry dan sebagainya.
Hal tersebut menjadikan film kartun dapat dikonsumsi oleh anak-anak tanpa harus membaca teks seperti yang telah disadur dalam sebuah komik ataupun biasanya didapatkan pada majalah anak-anak.
Kartun tidak hanya menjadi hiburan semata, karena kartun dapat diartikan sebagai sebuah gambar yang bersifat representasi simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor.
Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering menyoroti masalah politik atau masalah publik.
Baca Juga: Skandal Arab Saudi! Kisah Nyata Putri Misha'al Dihukum Mati Karena Jatuh Cinta dengan Pria Libanon
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kartun digambarkan dengan penampilan yang lucu, berkaitan dengan keadaan yang sedang berlaku, terutama mengenai politik.
Kartun politik diantaranya memang efektif untuk dipakai menyerang golongan atau lawan lain yang dianggap berseberangan sikap, pemikiran dan ideologi nya.
Sesuai sifatnya yang mengusik emosi, menggelitik saraf, dan mengantarkan ke pemikiran kritis.
Baca Juga: Melarat! Pangeran Majed Putra Raja Arab Saudi Ke-37, Gadaikan 5 Istrinya dalam 6 Jam di Mesir
Sebuah kartun dengan penggambaran tertentu bisa dipakai untuk melukai perasaan atau membunuh karakter lawan.
Dewasa ini, fungsi kartun dan karikatur telah merambah jauh memasuki aspek sosial.
Kecuali untuk menyampaikan kritik sosial, kartun dan karikatur juga digunakan untuk media pendidikan anak dan berbagai program sosialisasi, untuk maksud promosi, dan komunikasi. Terakhir, sebagai media kritik sosial.
Baca Juga: Wanita ini Beruntung 18 Tahun Bekerja Dianggap Ibu Sendiri Oleh Majikan, TKW: Anak Anak Menangis
Keberadaannya dalam pers bagai dua sisi mata uang. Karena lucu dan dapat untuk menyampaikan sebuah opini
Maka koran-koran menggunakan kartun untuk sekadar peringan sajian berita setelah pembaca disuguhi berbagai berita berat.
Dari sisi seni, kartun memang punya unsur metaforik, simbolis, untuk mengkritisi sesuatu Biasanya kartun ini diletakkan di bagian dalam sebuah koran maupun majalah dan bernada humor. Kehadirannya sudah menjadi barang yang selalu dinanti maka hampir setiap media memasang rubrik ini.***