Tidak Hengkang Oleh Waktu, Petani Masih Pelajari Perilaku Flora Fauna dan Tanda Alam Perubahan Iklim

- 18 Desember 2021, 09:58 WIB
Ilustrasi laron.banyak laron yang muncul di pagi atau malam hari setelah turun hujan deras, artinya sedang terjadi pergantian musim dari kering ke basah.
Ilustrasi laron.banyak laron yang muncul di pagi atau malam hari setelah turun hujan deras, artinya sedang terjadi pergantian musim dari kering ke basah. /Pixabay/JamesDeMers/
 

MEDIA PAKUAN
 - Membaca tanda-tanda alam di sekeliling kita dapat bermanfaat untuk mengetahui secara dini adanya gejala perubahan iklim.
 
Dengan mengetahui gejala perubahan iklim ini diharapkan petani dapat segera melakukan antisipasi, sehingga akan memperkecil resiko kerugian petani sebagai akibat adanya perubahan iklim.

Dilansir dari Modul Training of Trainers, BMKG, ICCTF dan Kementan, 2011.
Tanda-tanda alam yang ditunjukkan oleh perilaku binatang dan tumbuhan disekitar antara lain:
 

1. Kodok Hijau
Ketika kelembaban udara meninggi seiring dengan hilangnya matahari di ufuk barat, suara keras kodok hijau akan menghiasi alam.
 
Bila hujan akan tiba, maka suara kodok tersebut akan semakin keras bersahutan.
 
Ketika malam sepi, ketika ada suara gemericik air hujan, kodok hijau pun akan merespon suara tersebut. 
 
Kearifan lokal yang tidak pernah kita jumpai di daerah perkotaan atau bahkan di pedesaan yang kondisi kelembabannya rendah.
 

2. Laron
Jika kita melihat banyak laron yang muncul di pagi atau malam hari setelah turun hujan deras, artinya sedang terjadi pergantian musim dari kering ke basah. 
 
Tanda-tanda tersebut dapat dijadikan petunjuk bahwa waktu tanam telah datang, sehingga petani perlu melakukan persiapan dengan baik.

Cacing tanah
Ketika kita menemukan adanya cacing tanah di lahan sawah, artinya kondisi tanah di lahan tersebut cukup tersedia air.
 
Namun jika tidak ada cacing, maka tanah tersebut dapat dikatakan kering dimana kondisi keasaman serta bahan organiknya kurang tersedia cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
 

Tonggeret/Cicada
Suara lengkingan tonggeret pada siang hari di hutan sekunder atau primer atau perkebunan campuran. Semakin panjang suara dan intensitas yang semakin tinggi, menandakan akan adanya musim kering. 
 
Suara khasnya dapat mencapai puluhan bahkan ratusan decibel, yang ditimbulkan akibat gesekan sayapnya yang keras dan kuat.
 
Kunang-kunang
Hewan malam yang nampak bercahaya sangat indah pada ekornya. Keindahan warna fosforesensi yang dikeluarkan kunang-kunang memang unik, kita hanya dapat menemuinya pada saat musim kemarau di daerah yang masih bersih dengan kondisi air yang jernih dan tidak tercemar.
 

Daun kapuk
Jika kita melihat banyak daun kapuk yang beterbangan tertiup angin, peristiwa itu menunjukkan bahwa sedang terjadi pergantian musim dari basah ke kering.
 
Lalu bagaimana cara menentukan musim dengan melihat tanda-tanda alam :

Melihat posisi bayangan orang pada siang hari

1. Kalau bayangan orang pada jam 12 siang jatuh di sebelah Utara, maka pertanda bahwa musim hujan tidak lama akan datang dan arah angin akan berubah. 
 
 
Selama musim hujan berlangsung, matahari berada di sebelah Selatan Zenith (titik teratas dari langit/titik jam 12 siang).
 
 Keadaan ini berlangsung dari bulan September sampai Maret. Musim ditandai dengan banyak hujan, maka disebut dengan musim hujan atau rendeng.

2. Pada permulaan bulan Maret, bayangan orang bergeser dari sebelah Utara ke sebelah Selatan Zenith. 
 
Jalannya matahari sudah mulai berubah, hal ini memberi tanda bahwa hujan mulai berkurang dan tak lama lagi akan muncul musim kering, musim kemarau atau musim ketigo.

Melihat bintang-bintang tertentu :
 

Jika pada tanggal 9 September pukul 4-5 pagi terlihat bintang Garu (Orion) di sebelah Selatan dan bintang Beruang (Beruang Besar) di sebelah Utara, merupakan pertanda bahwa rendeng (musim hujan) sudah mulai dan penggarapan tanah sawah harus sudah dimulai.
 
Bintang Beruang Besar dapat dilihat sampai bulan April, dan dapat dilihat pada sore dan malam pada bulan Februari dan April.*** 

Editor: Ahmad R

Sumber: Modul Training of Trainers, BMKG, ICCTF dan Kementan, 2011


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x